Kebakaran Lahan Gambut di Kubu Raya Meluas hingga 6 Kecamatan

Upaya pemadaman kebakaran lahan gambut di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Senin, 14 Agustus 2023.
Upaya pemadaman kebakaran lahan gambut di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Senin, 14 Agustus 2023.

Aulanews.id – Kebakaran lahan gambut di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar) semakin meluas. Lahan gambut yang terbakar menyebar di enam kecamatan, seperti kecamatan Sungai Kakap, Sungai Raya, Rasau Jaya, Batu Ampar, Ambawang dan Kuala Mandor B.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar, tercatat 361 titik panas di Kubu Raya. Sementara lahan gambut yang terbakar diperkirakan mencapai total 1.481 hektare (ha).

Kapolres Kubu Raya, AKBP Arief Hidayat mengutarakan, pihaknya mengerahkan 442 personel untuk pemadaman titik api di Kubu Raya. Operasi dengan sandi Aman Nusa II ini juga dibantu oleh tim gabungan BPBD, Manggala Agni, unsur Polda Kalbar serta relawan.

“Kami melakukan upaya-upaya preemtif hingga represif dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla. Pemadaman karhutla ini kita fokuskan di Mekar Sari, Madu Sari dan Kuala II yang masuk di wilayah Sungai Raya dan Sungai Kakap,” kata Arief, Senin (14/8/2023).

Arief menjelaskan, pihaknya membangun posko-posko pengamanan serta menggencarkan sosialisasi dan edukasi untuk larangan pembakaran lahan oleh masyarakat maupun korporasi. Pasalnya, dampak kebakaran lahan ini mengganggu aktivitas sosial maupun ekonomi.

“Kita minta masyarakat yang bercocok tanam di musim kemarau ini tidak dengan cara membakar, karena berdampak tidak hanya kesehatan, lingkungan dan perekonomian. Kami imbau untuk tetap menjaga lingkungan,” paparnya.

Arief menambahkan, puncak kebakaran lahan gambut di Kubu Raya terjadi di pekan kedua Agustus 2023. Seiring dengan situasi cuaca panas dan kemarau yang melanda.

Upaya pemadaman titik api terus dilakukan dari pagi hingga malam hari. Namun belum berefek. Api masih terus muncul akibat hembusan angin kencang dan kondisi kering.

“Di lapangan, petugas harus berjibaku dengan kondisi medan yang sulit dan minimnya sumber air. Selain memang jauh dari titik api, sumber-sumber air tersebut juga mengering. Hal ini membuat tim gabungan kewalahan memadamkan api,” pungkasnya. (MEM)

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist