Kebakaran Hutan Indonesia Diduga Bikin Kualitas Udara Malaysia Memburuk

Ilustrasi kondisi udara buruk di Malaysia. (Foto: CNN Indonesia)
Ilustrasi kondisi udara buruk di Malaysia. (Foto: CNN Indonesia)

Aulanews.id, Sarawak – Kabut asap imbas Karhutla yang terjadi di Indonesia membuat kualitas udara di Malaysia memburuk.

Malaysia mulai mencatat kualitas udara buruk di beberapa wilayah di Penang dan Sarawak.

Menurut data IQ Air seperti dilansir The Star, stasiun pemantauan di Tanjung Bungah dan Sekolah Internasional Dalat mencatat indeks kualitas buruk masing-masing 149 dan 107.

Sementara itu, di Lorong Terinai Bukit Tengah mencatat indeks kualitas udara sebesar 141, sedangkan Seberang Jaya sebesar 129.

Keempat stasiun pemantauan itu mencatat penurunan kualitas udara dengan cepat sejak dini hari Senin (4/9), seiring meningkatnya laporan pembakaran hutan di beberapa titik di Indonesia.

Menurut Pusat Meteorologi Khusus ASEAN (Asean Specialised Meteorological Centre/ASMC), citra satelit menunjukkan kabut asap sedang hingga tebal dari wilayah selatan dan tenggara Kalimantan di Indonesia, bergerak ke arah barat laut.

Sementara itu, kabut asap ringan hingga sedang juga terlihat di sebagian wilayah Kalimantan Barat, yang mengarah ke utara hingga Sarawak bagian barat.

“Ada juga peningkatan risiko kabut asap lintas batas di wilayah perbatasan antara Kalimantan barat dan Sarawak bagian barat,” demikian pernyataan ASMC, seperti diberitakan Strait Times.

Direktur Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Sarawak, Khirudin Drahman, telah menginstruksikan kepala pemadam kebakaran di berbagai wilayah untuk memantau situasi.

Selain itu, Dewan Sumber Daya Alam dan Lingkungan juga telah menyetop pemberian izin pembakaran di ruang terbuka.

“Kita bisa berdiskusi dengan negara tetangga kita (untuk menindaklanjutinya),” ujarnya.

Dia juga berharap Indonesia mau bekerja sama, dengan menghentikan aktivitas pembakaran terbuka.

Sebelumnya kabut asap imbas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga mulai dikhawatirkan Singapura. Pada Minggu (3/9), Negeri Singa mendeteksi 23 titik api atau hotspot baru di Singapura.

Singapura pun mewanti-wanti masyarakat bahwa ada risiko cuaca berkabut asap dalam beberapa waktu ke depan, menyusul peningkatan titik api karhutla di Sumatra.

The Star melaporkan bahwa pada Juni lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memastikan kabut asap lintas batas yang berasal dari RI tidak akan menjadi masalah lagi, karena sudah siap menghadapinya.

Luhut mengatakan pemerintah Indonesia bakal menggunakan teknologi modifikasi iklim untuk menghasilkan hujan buatan dan memperkuat cadangan air, yang dapat membantu mencegah kebakaran lahan gambut. (Mg06)

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist