Sebelumnya penelitian awal yang dilakukan University of Hong Kong tiga dosis vaksin Sinovac tidak ampuh melawan varian Omicron karena tidak menghasilkan antibodi penetral virus yang cukup.
Setelah hasil penelitian ini diumumkan Sinovac merilis penelitian tiga dosis vaksin Sinovac melawan Omicron. Hasilnya, dosis ketiga disebut ‘efektif dalam meningkatkan penetralan melawan strain Omicron.
Disebut 94% penerima tiga dosis Sinovac menghasilkan antibodi penetralisir yang cukup. Namun perusahaan tidak merinci tingkat antibodi seperti apa yang dihasilkan oleh tiga dosis Sinovac.
Menanggapi riset peneliti Yale University, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan vaksinasi memang tidak memberikan proteksi sampai 100% terhadap penularan virus COVID-19. “Jadi semua orang yang sudah divaksin itu memiliki kemungkinan tetap tertular,” kata dia kepada CNBC Indonesia.
Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan meski sudah mendapatkan dosis vaksin lengkap. Karena, lanjut dr. Nadia, vaksinasi dan protokol kesehatan akan meningkatkan efektivitas dalam mencegah penularan virus COVID-19.
“Vaksin efektif melindungi kasus-kasus berat, bahkan kematian. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Afrika Selatan, itu proteksi yang diberikan oleh [vaksin], orang tidak sakit berat itu sampai 77%. Jadi, risiko tetap ada. Tapi sudah berkurang,” tegas dia.
Selain itu, efektivitas vaksin juga tergantung dari kekebalan kelompok masing-masing. Namun, orang yang sudah divaksin memiliki proteksi lebih tinggi terhadap paparan virus dibanding mereka yang belum mendapatkan vaksinasi.