Kasus kolera melonjak secara global; Malawi, Haiti, wabah paling mematikan, lapor WHO

“Hampir setahun telah berlalu sejak WHO mengklasifikasikan kebangkitan kolera secara global sebagai darurat tingkat 3, tingkat darurat kesehatan internal tertinggi yang memerlukan respons komprehensif,” kata badan tersebut dalam laporan yang dikeluarkan pekan lalu.

WHO saat ini sedang meninjau tanggapannya terhadap kolera secara global untuk mengidentifikasi pembelajaran utama dan membuat penyesuaian berdasarkan bukti jika diperlukan untuk mengoordinasikan kegiatan dengan lebih baik dalam beberapa bulan mendatang.

“Berdasarkan besarnya jumlah wabah dan perluasan geografisnya, serta kekurangan vaksin dan sumber daya lainnya, WHO terus menilai risiko di tingkat global sangat tinggi,” tambah badan tersebut.

Laporan tersebut juga mencatat bahwa angka-angka tersebut harus “ditafsirkan dengan hati-hati” mengingat sistem dan kapasitas pengawasan yang berbeda-beda di berbagai negara, yang berarti bahwa data tahun 2023 tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan laporan dari tahun-tahun sebelumnya.

Epidemi global kolera dan diare akut dilaporkan pada tahun 2023, per 15 Desember 2023

Epidemi global kolera dan diare akut dilaporkan pada tahun 2023, per 15 Desember 2023

Baca Juga:  Singkat Berita Dunia: Houthi memerintahkan staf AS-Inggris untuk pergi, respons terhadap kolera meningkat di Somalia, para guru penting untuk memerangi ujaran kebencian

Wabah paling mematikanWabah ini merupakan yang paling mematikan di Malawi, Afrika bagian selatan, dan Haiti, di Karibia.

1,771 orang meninggal karena penyakit ini di Malawi, sementara 1,156 orang meninggal di Haiti, pada 15 Desember 2023.

Di wilayah lain di Afrika, Republik Demokratik Kongo (DRC) melaporkan hampir 1.000 kasus setiap minggunya, sementara Zimbabwe dan Mozambik mengalami peningkatan kasus dan penyebaran wabah. Burundi dan Zambia juga terus melaporkan wabah aktif, menurut laporan tersebut.

Afghanistan melaporkan jumlah kasus suspek dan/atau terkonfirmasi tertinggi, meskipun negara tersebut menggunakan sistem pengawasan yang berbeda dari negara lain.

Pembunuhan Eygi menggemakan kasus jurnalis Amerika-Palestina Shireen Abu Akleh, yang dibunuh dengan cara serupa pada tahun 2022. Baca Juga:  Singkat Berita Dunia: Houthi memerintahkan staf AS-Inggris untuk pergi, respons terhadap...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist