“Kami berharap program ini bisa membantu meringankan tugas tenaga kesehatan dalam menangani lonjakan kasus DBD dan memberikan rasa aman dalam bertugas. Semoga langkah ini dapat membantu mempercepat penanganan wabah DBD di Gunungkidul,” ujar Mambaul Bahri, Selasa (17/12/2024).
Program ini, kata Mambaul, berkolaborasi dengan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Yogyakarta dan Sonjo (Sambatan Jogja). “Bantuan APD ini didistribusikan secara merata dan tepat sasaran kepada para nakes yang tengah berjuang menghadapi lonjakan kasus DBD,” imbuhnya. Program ini menjadi wujud nyata sinergi dan kepedulian bersama untuk menjawab tantangan kesehatan yang dihadapi masyarakat.
“Semoga langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi pihak lain untuk terus berkolaborasi dan bergotong royong dalam membangun ketahanan kesehatan,” paparnya .
Ketua LKNU DIY dr Ali Machfud turut mengapresiasi kerja sama yang telah terjalin antara berbagai pihak dalam program ini. “Kami mengucapkan terima kasih kepada LAZISNU DIY dan Sonjo yang telah mendukung program ini. Semoga APD yang kami distribusikan dapat bermanfaat bagi tenaga kesehatan dan masyarakat di Gunungkidul, serta menjadi langkah nyata kita bersama dalam menjaga kesehatan dan keselamatan bersama,” tutur dr Ali Machfud.
Distribusi APD ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan perlindungan tenaga kesehatan, tetapi juga menekan risiko penularan virus kepada nakes dan masyarakat.
Sentuh 1.630 kasus DBD Kepala Dinas Gunungkidul Ismono di Gunungkidul mengatakan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Gunungkidul sejak Januari hingga November 2024 menyentuh angka 1.630 kasus. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kasus DBD di daerah tersebut pada 2022 dan 2023.
Pada 2022 terdapat 457 kasus DBD, dengan tiga kematian dilaporkan, sedangkan pada 2023 jumlah kasus menurun menjadi 260 kasus dengan satu kematian. “Kasus DBD periode Oktober-November belum ada peningkatan yang signifikan. Akan tetapi, kami tetap siaga jika nantinya terjadi lonjakan mengingat musim hujan sudah mulai terjadi di Gunungkidul,” kata Ismoni, sebagaimana dikutip JPNN.
Ia memaparkan bahwa angka kasus DBD di Gunugkidul meningkat sejak awal tahun. “Kasus DBD hingga Juni sebanyak 1.281 kasus dengan 4 di antaranya meninggal,” kata Ismono, sebagaimana diberitakan Medcom. Awalnya, jumlah kasus DBD pada Januari baru sebanyak 74. Sebulan berselang, terjadi peningkatan signifikan yakni 204 kasus pada Februari.