Pada tahun 2023, tiga perempat daratan di bumi dan sekitar 66 persen lingkungan laut telah berubah secara signifikan akibat tindakan manusia. Lebih dari sepertiga permukaan tanah dunia dan hampir 75 persen sumber daya air tawar kini digunakan untuk produksi tanaman atau peternakan.
Ditambah dengan meroketnya tingkat polusi, degradasi habitat alami dan hilangnya keanekaragaman hayati mempunyai dampak serius terhadap masyarakat di seluruh dunia.
Pada tahun 2023, diperkirakan 100 hingga 300 juta orang menghadapi peningkatan risiko banjir dan angin topan karena hilangnya habitat pesisir.
Banyak komunitas yang membangun kembali dengan lebih baik, mulai dari peluncuran inisiatif iklim terbesar dalam sejarah negara tersebut oleh Pakistan hingga inisiatif Peringatan Dini untuk Semua global yang baru dari Sekretaris Jenderal PBB.
Meningkatkan investasi pada tenaga surya, tenaga angin, tenaga air dan biomassa akan sangat penting untuk mengurangi ketergantungan global pada batu bara dan minyak.
2015: Bahan bakar fosil versus energi bersihKetika SDGs diadopsi pada tahun 2015, 87 persen penduduk dunia memiliki akses terhadap listrik, namun hampir 1,1 miliar orang tidak memiliki akses terhadap listrik, dan sebagian besar tinggal di Afrika dan Asia.
Harga minyak anjlok ke titik terendah sepanjang masa dan bahan bakar fosil mendominasi pasar dengan investasi global berjumlah hampir $1,3 miliar. Batubara sendiri menyumbang hampir 40 persen pembangkitan listrik global.
Namun, hanya 60 persen populasi dunia yang memiliki akses terhadap bahan bakar memasak yang ramah lingkungan; jumlahnya di Afrika sub-Sahara jauh lebih rendah.
Perempuan, khususnya, menanggung beban kesehatan yang lebih berat dan rentan terhadap polusi udara dalam ruangan dan penyakit pernapasan.
2023: Bergerak menuju energi terbarukanDorongan menuju energi bersih telah mencapai beberapa terobosan. Meskipun 91 persen penduduk dunia kini memiliki akses terhadap listrik, kemajuan yang dicapai belum cukup cepat dan inklusif. Jumlah orang yang memiliki akses terhadap listrik telah meningkat menjadi 675 juta sejak tahun 2015.
Investasi global dalam energi ramah lingkungan telah mencapai rekor tertinggi yaitu $1,7 triliun, dan energi terbarukan kini menyumbang lebih dari 28 persen listrik global, dan tumbuh hampir 5 persen sejak tahun 2015.
Namun demikian, 2,3 miliar orang masih bergantung pada batu bara, minyak tanah, atau biomassa padat sebagai bahan bakar utama untuk memasak. Kurangnya cara memasak yang bersih berkontribusi terhadap hampir 3,7 juta kematian dini setiap tahunnya, dengan perempuan dan anak-anak sebagai kelompok yang paling berisiko.