Di sisi lain, tim investigasi dari Bareskrim Polri sudah meningkatkan status pengusutan kasus tersebut dari penyelidikan ke penyidikan. Artinya, ditemukan bukti adanya unsur pidana dalam peristiwa tersebut. Tim kini masih melakukan penyidikan dengan memeriksa sejumlah saksi dan menganalisa alat sejumlah alat bukti dari lokasi, di antaranya vider rekaman CCTV di 32 titik Stadion Kanjuruhan dan sekitarnya.
Tragedi Kanjuruhan bermula ketika Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 3-2 dalam laga derby Jatim di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Beberapa saat setelah pertandingan berakhir, sebagian suporter Arema FC turun dari tribun dan masuk ke lapangan, meluapkan kekecewaan dengan mengejar pemain dan tim Persebaya maupun Arema FC.
Polisi yang berjaga berupaya menghalau dan mengadang massa suporter namun kewalahan. Hingga akhirnya aparat menembakkan gas air mata ke tengah-tengah massa agar pergerakan suporter terpecah dan bubar. Akibatnya, massa kabur dan menumpuk di beberapa titik. Karena menumpuk, banyak yang pingsan dan lemas, lalu terjatuh hingga terinjak-injak. Korban pun berjatuhan. Hingga Minggu malam, tercatat 125 orang meninggal dunia. NF