Gerakan Gus Dur, yang terbentuk dalam lembaga non-pemerintah dan gerakan intelektual, bertujuan membuka wawasan, membongkar pembungkaman, dan meruntuhkan rezim otoriter yang menghambat partisipasi rakyat. “Untuk memahami relevansi gagasan Gus Dur, kita perlu menilai apakah situasi hari ini mencerminkan kritik yang dia sampaikan pada masa lalu,” ucapnya.
Bagi Inaya, kontribusi Gus Dur dalam memperjuangkan demokrasi sebagai sarana untuk mencapai kedaulatan rakyat. Menekankan bahwa tujuannya adalah membela rakyat, bukan meminta untuk dibela oleh rakyat.
Haul Gus Dur ke 14 diawali dengan pembacaan shalawat oleh Grup Shalawat Bil Musthofa dari Pondok Krapyak Yogyakarta, pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustadz H Rif’at Aby Syahid, pembacaan tahlil dipimpin KH Husein Muhammad. Hadir pula sebagai pengisi acara Band Lorjhu’ dari Madura, standup comedy dari Ria Pasar Kemis, Yati Pesek bersama trio komedian santri Abioso Grup. Dimeriahkan dengan Sitkom Pemilu. Acara Haul ke-14 Gus Dur bertema “Meneladani Budaya Etika Demokrasi Gus Dur” dihadiri Lukman Hakim Saifuddin, Romo Benny Susetyo, Pendeta Gomar Gultom, KH Nasaruddin Umar, Alwi Shihab, H Umar Wahid, Habib Ja’far, Habib Abu Bakar bin Hasan, Candra Setiawan.(Vin)