Aulanews.id, Makkah ()–Jelang puncak penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Madinah menggelar rapat koordinasi antara Sektor Adhoc, Koordinator Maktab (Kortab), serta para penghubung Maktab Sektor Ad-Hoc. Rapat digelar untuk mematangkan kembali skema penugasan saat puncak haji di Arafah.
“Hari ini, PPIH Arab Saudi Daker Madinah sebagai Satgas Arafah mengumpulkan seluruh koordinator maktab dari maktab 10 sampai 100, untuk membahas rencana penempatan sektor-sektor Ad-Hoc di Arafah. Tahun ini, akan ada 11 sektor Ad-Hoc,” ujar Kepala Daker Madinah sekaligus Ketua Satgas Arafah, Ali Machzumi saat ditemui oleh tim Media Center Haji di Hotel Naif Al Qanawi Makkah, Selasa (11/6/2024).
Satgas Arafah akan bergerak ke Arafah pada Kamis sore, 7 Zulhijah 1445 H atau 13 Juni 2024. Jadwal tersebut lebih awal satu hari sebelum pendorongan jamaah ke Arafah pada 8 Zulhijjah 1445 H.
Tugas utama Satgas Arafah, termasuk petugas Kortab dan Sektor Ad-Hoc, adalah melakukan pengawasan terhadap pelayanan maktab yang diberikan oleh Masyarik kepada jamaah haji saat di Armuzna.
“Kita memantapkan kembali tugas dan fungsi itu, termasuk mengecek tenda-tenda akomodasinya, mengecek air MCK, mengecek layanan bed atau kasur yang nanti ada di Arafah,” tutur Ali.
Pengecekan ini, kata Ali, juga mencakup pada layanan konsumsi yang akan diberikan pada jamaah haji. “Kita akan pastikan layanan konsumsi kepada jamaah di Arafah datang tepat waktu, tepat jumlah dan seluruh jamaah mendapatkan konsumsinya,” ujarnya.
Saat berada di Arafah, jamaah haji Indonesia akan menempati tenda-tenda dan tergabung dalam maktab-maktab yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi. Selanjutnya ketika jamaah berada di Mina, jamaah akan menempati tenda-tenda yang telah disiapkan oleh pihak Masyarik.
“Setelah melakukan lempar jumrah (aqabah), bagi jamaah haji yang lokasi hotel atau pemondokannya berada dekat dengan jamarat dipersilakan untuk kembali ke hotelnya,” tutur Ali.
Terkait prosesi lempar jumrah ini, Ali mengimbau kepada jamaah untuk selalu menjaga kesehatannya mengingat lokasi dari tenda-tenda di Mina ke jamarat berjarak 3-5 km.
“Untuk jamaah haji yang kondisi kesehatannya kurang baik maka nanti prosesi untuk lempar jumrahnya bisa dibadalkan jamaah lain atau petugas haji yang bertugas pada saat di Mina,” terang Ali.
Jamaah haji Indonesia juga diimbau untuk melakukan lempar jumrah pada waktu-waktu yang telah ditentukan. “Ikuti jadwal lempar jumrah untuk negara Indonesia yang telah ditetapkan oleh pihak Mashariq, sehingga jadwalnya tidak bersamaan dengan negara-negara lain,” tambah Ali.