Staf Ahli Kemendikbudristek Bidang Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat, Muhammad Adlin Sila, mengatakan pameran ini merupakan salah satu upaya untuk menarik generasi muda agar mempelajari tentang jejak peradaban manusia. Menurutnya, dengan mengajak para pelajar melihat pameran yang dikemas dengan konsep menarik ini, dapat menjadi salah satu bentuk manifestasi dari merdeka belajar bagi setiap anak, dalam hal ini belajar secara informal melalui pameran.
“Pameran ini merupakan salah satu metode dalam pembelajaran untuk generasi muda, jadi memang harus dibuat menarik. Jadi konsep Merdeka Melajar dari Mendikbudristek Nadiem Makariem, yakni bagaimana membuat peserta didik itu nyaman dalam belajar. Membuat nyaman itu salah satunya metodenya adalah dengan menghibur, dan pameran ini sudah memenuhi kriteria tersebut,” kata Adlin.
Pameran “Kampung Purba” diselenggarakan Kemendikbudristek melalui Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan bekerja sama dengan beberapa unit pelaksana teknis (UPT), yaitu Balai Pelestarian Situs Manusia Purba, Balai Pelestarian Cagar Budaya seluruh Indonesia, Museum Nasional Indonesia, Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I Yogyakarta, dan Balai Konservasi Borobudur. Selain itu pameran ini juga hasil kerja sama dengan Museum Geologi Bandung, Jawa Barat.