Peran Penting Konservasi Jamblang
Untuk menjaga kelangsungan jamblang, upaya pengumpulan biji untuk tujuan konservasi telah dilakukan di hutan adat Wonosadi, yang terletak di Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul, Yogyakarta. Berdasarkan informasi dari masyarakat, jamblang juga masih tumbuh di lahan-lahan hutan yang dipilih oleh masyarakat di daerah Kelurahan Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Dua lokasi tersebut merupakan habitat alami jamblang yang telah tumbuh selama bertahun-tahun. Lokasi-lokasi ini terletak di perbukitan dengan ketinggian 300-500 mdpl, memiliki lapisan tanah tipis dengan banyak batu, dan kurang subur. Tanaman jamblang tumbuh bersama dengan jambu air, johar, dan jabon.
Meskipun pertumbuhan pohon jamblang lambat dan memiliki bentuk bengkok, sistem perakaran yang kuat dan padat serta buah yang lezat menjadikannya pilihan yang layak untuk konservasi, terutama pada lahan kritis. Upaya konservasi berbasis jamblang juga dapat mendukung sektor agrowisata dan memberikan manfaat bagi konservasi tanah dan air.
Pemulihan Kepopuleran Jamblang melalui Agrowisata
Penanaman kembali tanaman jamblang yang telah terlupakan dapat menjadi daya tarik untuk pengunjung di agrowisata Batu Dua, Desa Linggajaya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Selain itu, jamblang dapat berfungsi sebagai pakan bagi fauna dan dapat tumbuh pada lahan marginal, sehingga cocok untuk konservasi pada lahan-lahan kritis. Proyek agroforestri di Desa Linggajaya juga telah berjalan baik, dan sebagian masyarakat, terutama di kampung Cipari (terdekat dengan demplot), telah tertarik untuk menanam jamblang di lahan milik mereka.