Keberadaan ‘Anggur Majalengka’ ini kini hanyalah kenangan, sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi masyarakat. Jamblang telah dikonversi menjadi tanaman mangga yang dianggap lebih bernilai ekonomi. Walaupun bekas pohon jamblang masih terlihat sebagai tunas-tunas atau rebahan pada lahan yang kritis, perhatian terhadap regenerasi tumbuhan ini sangat minim. Namun demikian, potensi jamblang untuk tumbuh di lahan kritis menunjukkan bahwa tumbuhan ini bisa digunakan dalam upaya konservasi tanah dan air.
Manfaat Jamblang: Antikanker dan Pengobatan Diabetes
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa jamblang memiliki potensi besar sebagai obat alami yang ekonomis, terutama dalam bagian-bagian seperti kulit kayu, daun, biji, dan buahnya. Biji jamblang menjadi komponen penting dengan manfaat yang signifikan, termasuk pengobatan diabetes, penurunan kadar gula darah, anti-inflamasi, antioksidan, dan kemopreventif terhadap stres dan kerusakan genom.
Selain itu, biji jamblang juga dapat membantu melawan komplikasi saraf dan katarak. Buah jamblang menghasilkan tingkat antioksidan dan antikanker tertinggi. Buah ini juga terkenal dalam mengatasi diabetes karena kemampuannya menurunkan gula darah. Kulit buah jamblang mengandung zat antioksidan dan antijamur. Bahkan daun dan kulit kayu jamblang telah digunakan dalam pengobatan tradisional di India.
Penelitian menunjukkan bahwa berbagai bagian tanaman jamblang memiliki manfaat kesehatan. Daunnya dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus. Ekstrak daun jamblang juga memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi, serta dapat menurunkan kadar glukosa darah. Jamblang telah lama dikenal sebagai obat tradisional untuk diabetes. Buah dan daun jamblang juga memiliki banyak manfaat kesehatan lainnya, seperti memperbaiki gangguan pencernaan, merangsang keluarnya air liur, dan menurunkan kadar glukosa darah. Di India, kulit kayu jamblang bahkan berpotensi sebagai obat kontrasepsi pria.