“Saya tidak bisa menjelaskan secara rinci semua yang kami lakukan. Namun, saya dapat memberi tahu Anda satu hal: Kami bertekad untuk memulangkan penduduk kami di wilayah utara dengan selamat ke rumah mereka,” katanya.
Menteri Kesehatan Lebanon mengatakan sedikitnya 51 orang tewas pada hari Rabu akibat serangan Israel yang terus berlanjut, sehingga jumlah korban tewas dalam tiga hari terakhir menjadi 615 orang, dengan lebih dari 2.000 orang terluka.
Sebelumnya pada pagi hari, Hizbullah menembakkan puluhan rudal ke Israel, termasuk proyektil jarak jauh yang memicu sirene serangan udara di Tel Aviv dan di seluruh pusat negara itu. Israel mengatakan bahwa itu adalah pertama kalinya rudal mencapai daerah pusat dan proyektil itu berhasil dicegat. Tidak ada korban atau kerusakan yang dilaporkan, tambahnya.
Hizbullah mengatakan telah menembakkan rudal balistik ke markas besar badan intelijen Israel, Mossad, yang menurutnya bertanggung jawab atas pembunuhan yang disengaja terhadap para pemimpin seniornya. Israel kemudian mengatakan telah menyerang lokasi peluncuran rudal di Lebanon selatan.
Puluhan ribu orang mengungsi
Lebih dari 90.000 orang telah meninggalkan bagian selatan negara itu untuk mencari perlindungan di bagian utara, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).
Antrean panjang mobil yang meninggalkan kota-kota selatan telah memenuhi jalan, kelompok-kelompok bantuan telah menyerukan sumbangan darah dan sekolah-sekolah telah diubah menjadi tempat penampungan.
IOM mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia dan Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon tengah mempersiapkan diri menghadapi kejadian korban massal di Lebanon dan menyediakan layanan penting. Layanan ini termasuk dukungan kesehatan mental meskipun tingkat persediaan kesehatan sangat rendah, dan persediaan mendesak sangat dibutuhkan, imbuhnya.