Aulanews.id – Israel dan Hamas telah menyetujui gencatan senjata selama 4 hari yang dimediasi oleh Qatar yang akan membebaskan 50 perempuan dan anak-anak yang ditawan di Gaza dengan imbalan 150 perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Kesepakatan itu diumumkan pada Rabu (22/11/2023), dan waktu mulainya diperkirakan akan dikonfirmasi dalam 24 jam ke depan, menurut pernyataan dari Qatar.
Perjanjian tersebut juga mencakup bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat Gaza setelah berminggu-minggu serangan Israel tanpa henti yang telah menewaskan lebih dari 14.100 orang, termasuk 5.600 anak-anak, dan memaksa sekitar 1,7 juta orang mengungsi.
Sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan Hamas terhadap Israel.
Berikut beberapa reaksi terhadap pengumuman tersebut:
Cina
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning
Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyatakan harapannya bahwa langkah tersebut “akan membantu meringankan penderitaan akibat krisis kemanusiaan, mendorong peredaan konflik, dan meredakan ketegangan”.
Uni Eropa
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen
Von der Leyen menyambut baik kesepakatan yang dicapai antara Israel dan Hamas mengenai pembebasan 50 tawanan dan penghentian permusuhan di Gaza.
“Komisi Eropa akan melakukan yang terbaik untuk menggunakan jeda ini untuk gelombang kemanusiaan ke Gaza,” katanya dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Al Jazeera, Rabu (22/11/2023) waktu setempat.
Mesir
Presiden Abdel Fattah al-Sisi
Mesir memuji keberhasilan mediasi yang dilakukan bersama Qatar dan Amerika Serikat dalam menengahi “gencatan senjata kemanusiaan” di Jalur Gaza.