Isotop Karbon Dapat Digunakan untuk Melacak “Bahan Kimia Abadi”

Aulanews.id – Senyawa organofluorin: kadang-kadang disebut “bahan kimia abadi” semakin banyak muncul dalam air minum, lautan, dan bahkan darah manusia, sehingga menimbulkan potensi ancaman terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

Kini, para peneliti di Universitas Texas di Austin telah mengembangkan cara untuk melacak sidik jari mereka, yang dapat membantu pihak berwenang melacak sumbernya saat mereka berakhir di akuifer, saluran air, atau tanah.

Teknik ini melibatkan penghantaran sampel melalui medan magnet yang kuat, kemudian membaca semburan gelombang radio yang dipancarkan atom-atomnya. Ini mengungkap komposisi isotop karbon dalam molekul dan memberikan jejak kimianya, suatu prestasi yang sebelumnya tidak pernah dicapai dengan bahan kimia forever.

Penelitian ini penting karena memungkinkan para ilmuwan melacak penyebaran bahan kimia berbahaya di lingkungan, kata Cornelia Rasmussen, asisten profesor riset di Institut Geofisika Universitas Texas di Sekolah Geosains Jackson.

“Pada akhirnya, kita akan dapat melacak molekul dan melihat bagaimana mereka bergerak,” kata Rasmussen, yang ikut memimpin pengembangan teknik tersebut. “Misalnya, apakah mereka tetap berada di tempat pembuangannya atau apakah mereka bergerak ke hilir.” dilansir dari phys.org pada Kamis (8/8/2024)

Teknik baru ini dijelaskan dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science & Technology.

Ikatan molekul yang sangat kuat yang memberikan zat kimia karakteristik praktis selamanya—yang digunakan dalam segala hal mulai dari penghambat api hingga permukaan antilengket dan obat lepas lambat—juga mencegah zat kimia tersebut terurai di lingkungan, menyebabkannya terbentuk sebagai polusi di tanah dan bahan organik tempat zat kimia tersebut mudah menempel.

Badan Perlindungan Lingkungan AS berencana untuk mengatur bahan kimia forever, yang mencakup PFAS, dan menghilangkan sebagian besarnya dari air minum. Namun, ikatan molekul bahan kimia tersebut juga membuatnya sulit dilacak. Itu karena sidik jari kimia konvensional melibatkan pemecahan molekul dalam spektrometer massa , yang tidak bekerja dengan baik dengan ikatan molekul bahan kimia forever yang kuat.

Sebaliknya, para peneliti beralih ke teknologi yang disebut spektroskopi resonansi magnetik nuklir (NMR), yang mengukur struktur molekul dan mengidentifikasi isotopnya tanpa memecahnya.

Isotop merujuk pada unsur kimia yang memiliki perbedaan jumlah neutron dalam atomnya. Bahan kimia Forever dibuat dengan mengikat isotop karbon dengan unsur fluorin, yang hampir tidak pernah terjadi di alam. Setelah ikatan molekul terbentuk, ikatan tersebut hampir tidak dapat diputus.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist