ISNU Jatim Ingatkan Kaum Muda Pahami Sejarah, dan Kenali Masjid sebagai Situs Perjuangan Islam

Aulanews.id – Malang, Kaum muda dan generasi terkini perlu memahami fakta-fakta sejarah untuk mengenal kepribadian dan identitas bangsa. Hal itu bisa diawali dengan mengenal sutus masjid-masjid kuno yang mempunyai jejak dalam pengembangan Islam di Jawa Timur.

Dengan memahami situs-situs bersejarah seperti masjid-masjid kuno, generasi muda dan kaum muda terkini akan menyadari jati dirinya. Mereka, generasi muda kekinian itu, dilahirkan dari tokoh-tokoh pejuang dan bangsa yang bersemangat juang tinggi, yang harus dilanjutkan perjuangannya.

Hal itu terungkap dalam acara Peningkatan Kapasitas Duta Budaya dan Pariwisata Religi, digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Pemprov Jawa Timur kerjasama PW Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur, diikut para pemuda dan urusan organisasi pemuda, Duta Wisata Religi di Hotel Aliante, Kota Malang, Selasa 19 November 2024.

Dibuka Kepala Disbudpar Provinsi Jawa Timur, Evy Avianasari, ST, MMA, diwakili Ibu Susiati, dan pembica kunci Prof H M. Mas’ud Said, Ph.D, Ketua PW ISNU Jatim.

Sejumlah Nara sumber, hadir di antara Riadi Ngasiran, sejarawan dan Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PWNU Jatim, menyampaikan tema Potensi Wisata dan Sejarah Jawa Timur: “Situs Sejarah, Religiusitas Masyarakat dan Jejaring Kultural” dimoderatori Dimas dari Duta Wisata Religi Jatim.

Dalam pengantar diskusi Riadi Ngasiran mengatakan, ikatan dengan masa lalu memberikan peluang untuk menghargai dan menghormati para leluhur sekaligus memetik pelajaran bagi kehidupan dan langkah mengukir prestasi di masa kini.

“Memahami arti penting situs dan bukti sejarah merupakan jalan berharga bagi penguatan identitas masyarakat dan jatidiri bangsa dalam menghadapi perubahan zaman,” tutur penulis buku “Djohan Sjahroezah, Pejuang Kemerdekaan Bawah Tanah” dan “Resolusi Jihad NU, Perang Sabil di Surabaya Tahun 1945”.

Diingatkan Ketua Lesbumi PWNU Jatim, pemanfaatan IT sebagai medium informasi dan persebaran ilmu pengetahuan menjadi kebutuhan bagi pemahaman kesadaran cinta bangsa dan Tanah Air, tanpa harus bersikap picik dalam tata pergaulan global,” katanya.

Waspada Era Kekacauan Informasi

Riadi Ngasiran, yang juga anggota Tim Kerja Museum Nahdlatul Ulama mengingatkan adanya teori tentang kekacauan opini dan perang informasi. Menurutnya, terdapat tiga cara melemahkan dan menjajah suatu negeri. Pertama, Kaburkan sejarahnya. Kedua, Hancurkan bukti-bukti sejarah bangsa itu hingga tidak bisa lagi diteliti dan dibuktikan kebenarannya; Ketiga, Putuskan hubungan mereka dengan para leluhur, dengan mengatakan jika leluhur itu bodoh dan primitif.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist