Aulanews.id – Pemerintah berkomitmen untuk memberi kemudahan bagi investor untuk berinvestasi pada sektor minyak dan gas (migas). Hal ini dilakukan guna mendorong peningkatan investasi migas di tanah air.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan, kemudahan ini diberikan sejalan dengan penurunan investasi migas karena peralihan fokus investasi perusahaan minyak internasional ke sektor Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Untuk diketahui, investasi migas Indonesia pada 2022 mencapai USD 13,9 miliar pada tahun 2022, sejalan dengan penyesuain target lifting migas, di mana untuk minyak hanya sebesar 665 MBOEPD dan gas sebesar 941 MBOEPD pada tahun 2022.
“Pemerintah terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui fleksibilitas kontrak (PSC Cost Recovery atau PSC Gross Split), perbaikan syarat dan ketentuan pada putaran penawaran, pemberian insentif seperti tax allowance, fasilitas bea masuk, dan pembebasan pajak, serta menciptakan kemudahan dan penyederhanaan proses perizinan melalui mekanisme permohonan secara online,” kata Arifin dalam acara Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) ke-47, di Serpong, dikutip Rabu (26/7).
Lebih lanjut, Arifin menjelaskan bahwa saat ini Indonesia tengah mengincar eksplorasi cekungan migas, terutama untuk lima wilayah eksplorasi di wilayah timur, antara lain Warim, Timor, Buton, Seram, dan Aru. Menurutnya, potensi gas alam Indonesia masih sangat besar, dari Timur hingga Barat Indonesia. Bahkan, gas bumi akan tetap menjadi bagian signifikan dari bauran energi Indonesia.
“Pemerintah memandang pentingnya gas bumi sebagai energi transisi sebelum beralih dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan dalam jangka panjang,” jelas Arifin.
Selain itu, Arifin juga mengungkapkan bahwa pembangunan infrastruktur untuk penyaluran gas bumi sudah memasuki tahap pengembangan, seperti ruas Cirebon-Semarang, yang diharapkan dapat selesai pada 2025.
“Kemudian kita akan melanjutkan pembangunan pada ruas Dumai dan Sei Mangke di Sumatera Utara. Maka dari itu, dengan menyelesaikan ruas ini pada 2027 atau 2028, semua ruas dari bagian utara pulau Sumatera sampai timur Pulau Jawa akan tersambung, dan kita siap untuk mengamankan suplai gas dari proyek-proyek mendatang,” tuturnya.
Arifin pun menambahkan, bahwa pemanfaatan gas dalam negeri juga sejalan dengan mandat industri hilir. Gas bumi domestik akan mendukung industri pengolahan nasional seperti Proyek Urea dan Amonia di Tangguh yang bersumber dari Genting.