Aulanews.id – Desa wisata Tetebatu, di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat dan desa wisata Nglanggeran di Daerah Istimewa Yogyakarta terpilih untuk mewakili Indonesia.
Dua desa ini mewakili Indonesia pada ajang Best Tourism Village, yang digelar organisasi pariwisata dunia, UNWTO.
Beragam fauna juga dapat kita jumpai di kaki gunung rinjani ini, seperti monyet hitam yang biasa bergelantungan saat ia ingin mencari makan di Tetebatu.
Namun monyet ini juga jarang berinteraksi dengan manusia dan saat ia melihat manusia dia akan menjauh.
“Kera ini dia pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dia tidak turun ke bawah artinya turun ke sebuah tanah tapi dia selalu loncat dan loncat ke kayu,” Kata Hermiwandi Pengelolaan Desa TeteTetebatu.
Tak hanya itu, desa Tetebatu juga memiliki banyak kelebihan antara lain memiliki warisan budaya air terjun di sejumlah titik yang sangat menarik dan wisata ramah lingkungan yaitu rintasan sepeda gunung.
Kepala Dinas Pariwisata NTB, Yusron Hadi, mengatakan bahwa informasi nominasi Desa Tetebatu diperoleh langsung dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), memastikan ada tiga desa wisata yang diusulkan mengikuti lomba di UNWTO, bersama dua desa wisata lainnya di Indonesia, yakni satu dari Yogyakarta dan satu lagi dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Pemerintah provinsi mengapresiasi upaya yang dilakukan Kabupaten Lombok Timur yang sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk nominasi lomba ini. Gubernur NTB dan Bupati Lombok Timur mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya atas atensi dan keputusan Kemenparekraf pada 19 Agustus, menetapkan desa wisata Tetebatu sebagai peserta lomba UNWTO. Terima kasih atas dukungan Mas Menteri Parekraf, semoga Tetebatu juara,” ujar Yusron, seperti yang dikutip dari ANTARA pada Senin (23/8).
Namun menurut mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, terdapat enam keunggulan yang menjadi daya tarik wisata Desa Tetebatu.
Antara lain warisan budaya, wisata alam air terjun yang terdapat lebih dari tiga titik, bumi perkemahan, wisata ramah lingkungan dan rute lintasan sepeda gunung.
“Saat ini kami sedang berada di Desa Tetebatu bertemu dengan Pak Kades, pengelola desa wisata dan pokdarwis untuk pendampingan lomba. Bentuknya non-teknis dan teknis. Non-teknis bisa pemahaman tentang pengelolaan desa wisata, sedangkan teknisnya dukungan penataan kawasan dan pendampingan dilakukan oleh semua pihak,” ujarnya.
Desa ini juga memiliki pesona keindahan seperti panorama pegunungan dan persawahan, kontur tanah di Tetebatu seperti anak tangga yang membentuk persawahan subur nan hijau.
Pecinta fotografi juga ramai mendatangi desa ini, khususnya mereka yang ingin mengambil keindahan pemandangan matahari terbit yang sangat menawan.
Pemandangan senjanya juga tak kalah menawan, sehingga sering kali didatangi wisatawan.
Selain keindahan sunrise dan sunset, di desa wisata Tetebatu juga terdapat beberapa air terjun seperti, Air terjun Ulem-ulem, Air terjun Burung Walet, Air Terjun Kokok Duren, Air Terjun Seme Deye dan Air terjun Jeruk Manis.
Desa wisata Tetebatu juga memiliki beberapa fasilitas penunjang bagi para wisatawan, antaralain homestay dan rumah makan.
Dan untuk pengumuman pemenang ‘Best Tourism Village’ akan diumumkan pada Oktober 2021, dalam Sidang Majelis Umum UNWTO sesi ke-24 di Marrakesh, Maroko.