Aulanews.id – Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan, bahwa positivity rate dan testing rate adalah indikator penting dalam menilai status transmisi atau penularan COVID-19.
WHO juga merekomendasikan suatu wilayah dapat melakukan testing minimal 1 orang per 1.000 penduduk per minggu tujuan ini dapat mengukur surveilans yang dilakukan.
“Pekan lalu, seluruh provinsi mampu mencapai testing rate yang ditetapkan. Walaupun begitu dengan kapasitas yang ada, sesuai dengan instruksi, kita mampu dan akan terus menargetkan testing mencapai 400.000 tes per hari,” ujar dr. Nadia.
Dan untuk pembelajaran di Jawa dan Bali hendaknya menjadi kewaspadaan bagi provinsi-provinsi di lain diJawa dan Bali, karena adanya varian baru.
“Kita berharap dan terus berupaya untuk melokalisasi setiap wilayah yang berpotensi munculnya kluster-kluster dan penularan aktif,” ujarnya.
Dia menjelaskan , bahwa varian delta merupakan varian baru yang saat ini mulai banyak pelaporan varian ini hampir seluruh negara di dunia. Varian ini harus diwaspadai karena memiliki kemampuan penularan dan potensi gejala dan keparahan yang lebih tinggi.
dr. Nadia memastikan, Indonesia harus terus berupaya melakukan kegiatan yang memantau penyebaran varian baru, baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri. 18 Agustus 2021 kemarin, sudah lebih dari 5.000 dan 80 persen hasil adalah varian delta.
Dia mengimbau bahwa pemerintah daerah dan beberapa wilayah dapat lebih waspada dan meningkatkan testing dan tracing mengingat adanya varian delta yang terdeteksi. Beberapa wilayah antara lain : Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua.
Tak hanya untuk daerah itu saja, daerah yang blm mendapat laporan adanya varian delta, juga harus tetap waspada.