Pada kurun waktu itu, tercatat lebih kurang 172 tsunami telah terjadi di Indonesia. Dari rentang waktu tersebut, tercatat bahwa
lebih dari 40% kejadian tsunami terjadi di kawasan timur Indonesia. Pusat gempanya rata-rata berada di kawasan Laut Maluku.
Berdasarkan mekanisme sumber, 75% kejadian disebatkan oleh sesar naik, 20% karena sesar geser, dan 5% karena sesar normal.
Catatan kejadian tsunami yang juga pernah ditemukan adalah tsunami 1907 yang terjadi di sekitar Pulau Simeulue, Provinsi Aceh.
Selanjutnya, bencana tsunami tanggal 26 Desember 2004 yang meluluhlantakkan kawasan pesisir Samudera Hindia juga sudah menjadi catatan sejarah bencana yang sangat kelam di Indonesia. Pusat gempa berada di perairan Samudera Hindia (255 km terhadap Kota Banda Aceh), dengan magnitud 9,2 pada kedalaman pusat gempa (focal depth) sebesar 30 km.
Penjalaran gelombang tsunami mencapai sepuluh negara yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, yaitu Indonesia (Aceh dan Nias), Malaysia, Thailand, Srilangka, Maladewa, Bangladesh, India, Kenya, Somalia, dan Tanzania. Bila dilihat dari banyaknya korban jiwa, bencana tsunami Aceh menduduki peringkat pertama, dimana korban jiwa yang tercatat lebih dari 200.000 jiwa.
Bencana tsunami ini menyebabkan korban meninggal di keseluruhan kawasan tersebut mencapai 283.100 jiwa. Sementara korban meninggal di Indonesia mencapai 108.100 jiwa, dan 127.700 jiwa telah hilang.
Kejadian terakhir yang dapat merefleksikan kesiapan aparatur, dan masyarakat menghadapi tsunami di tingkat lokal adalah gempabumi Aceh tanggal 11 April 2012 dan gempabumi pada tanggal 2 Maret 2016.