Hal ini bisa dilihat dari bagaimana pengelola destinasi menggaet pasar wisatawan muslim melalui konten digital, panduan, dan inisiatif pemasaran lainnya.
Sementara itu, pelaku industri pariwisata dinilai berdasarkan tingkat kesadaran terkait pasar wisatawan muslim, serta upaya destinasi tersebut dalam mengembangkan kesadaran itu.
Selain Indonesia, Malaysia berada di posisi kedua dan Mesir berada di peringkat ketiga.
Tidak hanya itu, Indonesia juga berada di posisi teratas di kategori layanan. Kategori ini salah satunya berfokus terhadap upaya menjawab kebutuhan wisatawan muslim berdasarkan keyakinan mereka di beberapa lokasi, antara lain restoran, hotel, dan bandara.
Upaya menjawab kebutuhan tersebut dilihat dari opsi makanan halal, akses ke tempat ibadah, akomodasi ramah wisatawan muslim, makanan halal dan tempat ibadah di bandara, serta pengalaman dalam berwisata.
Adapun pengalaman tersebut tidak hanya berkaitan dengan agama dan budaya wisatawan muslim, tapi juga secara keseluruhan.
“Di kategori ini, Indonesia, Malaysia, dan Arab Saudi berada di tiga peringkat teratas, (karena) menunjukkan komitmen mereka dalam menyediakan layanan terbaik yang disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan muslim,” bunyi laporan tersebut.