Namun, ketika sampai pada surat Al-Ikhlas, kawan jurnalis TVRI tersebut mengaku tidak kuat. Ia jadi banyak memikirkan terhadap penjelasan-penjelasan yang disampaikan dan diartikan Kiai Roem Rowi pada surat di dalam Al-Qur’an tersebut. Sehingga hal itu membuat kawan jurnalis TVRI itu gelisah setiap harinya. Bahkan menjelang tidur masih memikirkan penjelasan itu hingga ia tidak bisa tidur, karena yang disampaikan Kiai Roem Rowi itu sangat mengena di hatinya.
Berhari-hari kawan jurnalis TVRI itu terus saja memikirkan penjelasan tentang surat Al-Ikhlas. Hingga kemudian ia berinisiatif menemui Kiai Roem Rowi lagi dan menyampaikan kegelisan yang dialami, bahwa ia tidak bisa tidur dan lain sebagainya.
Dan pada saat itulah, dengan kesadaran hatinya kawan jurnalis TVRI itu dengan pemikiran yang matang dan ketenangan hati, akhirnya dibimbing memeluk agama Islam oleh Kiai Roem Rowi. Ia resmi menjadi seorang muallaf.
Seyogyanya, hal yang dilakukan kawan jurnalis TVRI itu sangat bertentangan dengan pendidikan yang dijalani. Bahkan, ketika teman ia mempelajari Al-Qur’an, kemungkinan besar selanjutnya ia akan menjadi pastur. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, ketika bertemu dengan Kiai Roem Rowi belajar Al-Qur’an, mengantarkannya menjadi seorang muallaf. Sampai sekarang kawan jurnalis TVRI itu menjadi seorang pendakwah dengan bimbingan dari Kiai Roem Rowi.
Hal demikian menjadi salah satu bukti bahwa apa yang dilakukan oleh Kiai Roem Rowi sangat bermanfaat untuk masyarakat banyak. Tentu masih banyak sekali cerita-cerita menarik perihal sosok Kiai Roem Rowi yang menjadi rujukan banyak kalangan ini. Semoga hal ini menjadi amal baik dari ibadahnya dan menjadi bekal ketika menghadap Allah SWT.