Menurut Saepulloh, Kurikulum Merdeka seharusnya dapat memberikan keleluasaan kepada guru untuk menciptakan kualitas pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan lingkungannya.
Pada kenyataannya, tambah dia, Implementasi Kurikulum Merdeka tersebut tidak mengubah mindset dan mental guru dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran bisa lebih berkualitas.
“Tetapi setiap ada perubahan kurikulum, perubahan yang signifikan dirasakan oleh guru hanyalah perubahan administrasi pembelajaran saja,” imbuhnya.
Ia pun mendorong sekolah atau satuan pendidikan untuk mempunyai kurikulum lokal atau mandiri. Hal ini bertujuan agar sekolah punya pegangan yang kuat dan tidak terombang-ambing oleh kurikulum pemerintah yang identik berubah setiap ada pergantian menteri pendidikan. (MEM)