“Berdasarkan analisis pada 79 studi empiris, vaksin Covid-19 ini mampu menurunkan tingkat kematian dan mengurangi tingkat keparahan penyakit tersebut. Ini memperkuat posisi vaksin ini sebagai senjata kuat untuk melawan penyakit infeksius tersebut,” tutur Carina dalam orasi ilmiahnya, nnovative Strategies for Preventing and Overcoming Pandemics: Integrating Technology and Human Expertise.
Carina menuturkan, kecerdasan buatan (AI) dapat bantu menganalisis data sasaran vaksin dengan cepat. AI juga dapat dijadian alat memprediksi pandemi masa depan dan mempercepat pengembangan vaksin.
Lebih lanjut, pada era imunisasi terfokus, Carina mengatakan AI dapat membantu penyediaan vaksin terpersonalisasi. Kelebihan ini memungkinkan peningkatan efektivitas vaksin dan penurunan efek sampingnya.
“AI bisa dengan cepat menganalisis dataset besar, menelusuri informasi genetik untuk mengidentifikasi target vaksin potensial, determinan antigen, dan kandidat vaksin. Rancangan vaksin berbasis AI tidak hanya meningkatkan kemampuan kita merespons pandemi saat ini, tetapi memprediksi pandemi di masa depan,” jelasnya.
“Kemampuan AI untuk membuat model prediktif dan terpersonalisasi membuka pintu era imunisasi yang lebih fokus pada kebutuhan tiap individu. Kemajuan teknologi vaksin, kolaborasi internasional, dan pertimbangan etik menjanjikan masa depan penanganan potensi pandemi masa depan,” sambungnya.
Carina mengatakan, pemajuan vaksin di Indonesia salah satunya dapat dilakukan dengan investasi dalam riset dan pengembangan vaksin lokal sehingga tidak bergantung pada impor. Integrasi AI dan teknologi dalam pengembangan vaksin juga mempercepat prosesnya