Ilmuwan Vaksin Covid Dapat Gelar Profesor Honoris Causa Unair

The Jenner Institute bergerak di bidang perancangan dan pengembangan vaksin. Uniknya, dalam lingkungan akademik, lembaga penelitian ini dapat memproduksi vaksin sendiri untuk trial klinis Fase 1 dan 2 dengan Good Manufacturing Practice Uni Eropa (EU GMP) lewat Clinical BioManufacturing Facility (CBF) yang terotorisasi Medicine and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA), seperti dikutip dari laman resminya.

Pada 2020 lalu, Carina terlibat dalam pengembangan vaksin Oxford-AstraZeneca. Ia menuturkan, pada 2020, ia dan rekan-rekan semula diminta menyiapkan produksi GMP vaksin SARS-CoV-2 sebesar 200 liter melihat potensi risiko kasus di China akan menjadi pandemi.

“Pada Januari 2020, para pemimpin riset di Jenner sudah diberi tahu akan potensi wabah di UK, jadi sudah harus punya batch kecil virus untuk mulai membuat plasmid untuk virus,” tuturnya, dikutip dari University of Oxford Podcasts.

“(Tantangannya) pertama, kami tidak punya cukup perlengkapan untuk memproduksinya, hehe. Saya awalnya mengira ini hanya bercanda, karena yang kami punya di lab kami adalah bioreactor tradisional yang sangat tua, ini impresi pertama saya,” tuturnya. “Jadi kami mendirikan lab baru.”

Setelah riset dan uji bertahap, vaksin AstraZeneca lalu diproduksi massal dan didistribusikan secara global, termasuk di Indonesia. Carina mengatakan, berdasarkan studi OJ Watson dan rekan-rekan di The Lancet Infectious Disease 2022, vaksin AstraZeneza-Oxford menjadi vaksin Covid-19 yang paling banyak menyelamatkan nyawa pada pandemi 2021, sekitar 5 juta – 7 juta jiwa.

Capaian ini disusul Pfizer-BioNTech (5 juta – 7 juta jiwa), Sinovac (CoronaVac) sekitar 1 juta – 2 juta jiwa, dan Moderna (1 juta – 2 juta jiwa).

22 November 2024, 22:58 5 dari 13 Yovanna Ventura Gambar Kawat Yovanna Ventura lahir pada tanggal 24 November 1995. Dia berusia 29 tahun pada tahun 2024​. 22 November 2024, 22:58...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist