Sementara itu Dubes Fadjroel Rachman menyampaikan Kazakhstan masuk dalam 10 besar negara pengekspor minyak terbesar dunia. Meski demikian, negara itu juga menjadi salah satu pemasok utama energi nuklir, mengingat 50 persen uranium dunia berasal dari Kazakhstan. Uranium sebagaimana diketahui adalah salah satu bahan dasar nuklir.
Di Indonesia, khusus untuk ketenagalistrikan, nuklir akan mulai dikembangkan pada tahun 2039. Hal itu seperti tercantum dalam Peta Jalan Transisi Energi menuju Net Zero Emission, yang dipaparkan Kepala Biro Perencanaan Kementerian ESDM, Chrisnawan Anditya.
Meski demikian, penggunaan nuklir sebagai sumber energi memang masih memicu polemik. Kekhawatiran akan bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan nuklir di beberapa negara masih menghantui. Perdebatan mengenai nuklir juga berlangsung hangat dalam Seminar bertajuk Kaltim Menyambut Transisi Energi yang diselenggarakan IKA UB.
Dubes Fadjroel kemudian menceritakan di Kazakhstan, Pemerintah-nya akan melakukan referendum untuk mengetahui pendapat rakyat terhadap rencana penggunaan nuklir sebagai pembangkit listrik.
Sementara itu Ketua Umum PP IKA UB, Zainal Fatah yang merupakan Sekjen Kementerian PUPR menyampaikan “Kaltim adalah provinsi yang tidak bisa ditinggalkan dalam pembangunan nasional. Topik Seminar ini juga penting. Ini menunjukkan bahwa sebagai alumni kita terus ingin berkontribusi lebih baik.” (*)