Aulanews.id – Bogotá, Kolombia — Walikota ibu kota Kolombia pada Senin mengumumkan langkah-langkah baru untuk mengurangi konsumsi air di kota berpenduduk delapan juta jiwa, di mana kekeringan yang terkait dengan pola cuaca El Niño telah mendorong para pejabat untuk menjatah air di sebagian besar lingkungan dan meminta warga mengubah kebiasaan mandinya.
Dilansir dari berita AP News yang diterbitkan pada 16 April 2024, dalam pernyataan yang disiarkan media lokal, Walikota Bogotá Carlos Fernando Galán mengatakan rumah yang menggunakan lebih dari 22 meter kubik air per bulan harus membayar biaya tambahan. Ia juga mengancam akan mengenakan denda hingga $300 bagi orang yang mencuci mobil di jalanan atau melakukan aktivitas lain yang dianggap membuang-buang air.
Wali Kota mengatakan, bus kota yang biasanya dicuci setiap hari kini hanya dicuci seminggu sekali. Demi alasan kesehatan masyarakat, bagian dalam bus tetap perlu dibersihkan setiap hari.
“Kami sudah mulai mengurangi konsumsi air, namun jalan masih panjang untuk mencapai tujuan kami,” kata Galán.
Penjatahan air jarang terjadi di Bogotá, sebuah kota yang terletak di daerah lembab di Pegunungan Andes bagian utara dan dikelilingi oleh hutan awan dan ladang hijau zamrud.
Namun cuaca kering selama beberapa bulan yang disebabkan oleh fenomena cuaca El Niño telah mengganggu kestabilan waduk kota dan menyebabkan kebakaran hutan pada bulan Januari.
Sumber air utama Bogotá, Sistem Waduk Chingaza, saat ini terisi 15%, tingkat terendah yang pernah ada. Para ahli telah memperingatkan bahwa jika hujan tidak kembali turun di wilayah tersebut, waduk-waduk tersebut bisa kehabisan air dalam dua bulan.