Bermula dari karya penerjemahan ‘ulum al-awail ini, kemudian lahir para sarjana, ilmuwan, dan filsuf muslim seperti Al-Farabi, Abu Bakar Ar-Razi, Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, Ibnu Thufail, Ibnu Bajah, Fakhruddin Ar-Razi, Ibnu Rusyd (Averoes), Ibnu Haitsam, Al-Biruni, Ibnu Khaldun, dan lain-lain.
Berkat mereka, ilmu pengetahuan dan peradaban Islam mencapai puncak kejayaannya dan memberikan sumbangan dan juga pengaruh yang berarti bagi dunia modern di Barat. Pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah, Islam pun menjadi kiblat peradaban cemerlang di dunia.
Ar Razi dan Ibnu Sina Cendekiawan Muslim Bidang Kedokteran
Dalam bidang kesehatan, yakni ilmu kedokteran, dikenal nama Ar-Razi dan Ibnu Sina.
Ar-Razi adalah sosok pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan measles. Dia juga orang pertama yang menyusun buku mengenai kedokteran anak.
Ar-Razi adalah dokter, filsuf, juga penyair yang memiliki lebih dari 200 karya di bidang: filsafat, kedokteran, geometri, astronomi, teologi, filologi, dan kesenian. Ar-Razi lahir pada tanggal 28 Agustus 865 Masehi dan meninggal pada tanggal 9 Oktober 925 Masehi.
Nama Razi-nya berasal dari nama kota Rayy. Kota tersebut terletak di lembah selatan jajaran Dataran Tinggi Alborz yang berada di dekat Teheran, Iran.
Beberapa eksperimen dan penemuan dari dokter cerdas ini di antaranya, ia mampu mengungkap penyakit alergi, penyakit campak atau cacar air, dan membedakannya dengan penyakit campak biasa. Ar-Razi juga menjadi dokter pertama yang melakukan pengobatan secara alternatif tanpa menggunakan obat-obatan.
Karya Ar-Razi yang paling terkenal adalah al-Hawi dan karya ini sekarang dijadikan referensi oleh para dokter dan buku terpenting dalam bidang kedokteran. Isi dari buku ini mencakup ensiklopedi ilmu kedokteran mulai dari semua penyakit yang ada di seluruh tubuh manusia lengkap dengan cara pengobatannya. Buku ini juga memuat bagian pencegahan sebelum munculnya penyakit-penyakit tersebut.