Ibnu Sina dan Ar Razi, Cendekiawan Muslim di Bidang Kesehatan

Nama Razi-nya berasal dari nama kota Rayy. Kota tersebut terletak di lembah selatan jajaran Dataran Tinggi Alborz yang berada di dekat Teheran, Iran.

Beberapa eksperimen dan penemuan dari dokter cerdas ini di antaranya, ia mampu mengungkap penyakit alergi, penyakit campak atau cacar air, dan membedakannya dengan penyakit campak biasa. Ar-Razi juga menjadi dokter pertama yang melakukan pengobatan secara alternatif tanpa menggunakan obat-obatan.

Karya Ar-Razi yang paling terkenal adalah al-Hawi dan karya ini sekarang dijadikan referensi oleh para dokter dan buku terpenting dalam bidang kedokteran. Isi dari buku ini mencakup ensiklopedi ilmu kedokteran mulai dari semua penyakit yang ada di seluruh tubuh manusia lengkap dengan cara pengobatannya. Buku ini juga memuat bagian pencegahan sebelum munculnya penyakit-penyakit tersebut.

Ibnu Sina
Ibnu Sina lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan dan meninggal bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran). Ibnu Sina yang juga seorang filsuf berhasil menemukan sistem peredaran darah pada manusia. Namanya dikenal di dunia barat sebagai Avicenna.

Karyanya yang paling terkenal yaitu Kitab al-Syifa’ yakni ensiklopedia tentang filsafat penyembuhan.

Selain itu Al-Qanun fi al-Thibb yang merupakan susunan kitab pemikiran kedokteran Yunani-Arab. Karya al-Qanun menjadi penting dalam bidang ilmu kedokteran pada kala itu, serta menjadi buku acuan kedokteran di sejumlah sekolah Eropa.

Al-Qanun membahas tentang pembengkakan pada paru-paru, mengenali potensi penularan penyakit saluran pernafasan, terutama asma dan TBC, serta penyebaran berbagai penyakit.

Kiprah Ar-Razi dan Ibnu Sina di Bidang Kesehatan
Ar-Razi adalah orang yang pertama kali melakukan uji coba pengaruh obat-obatan baru terhadap hewan-khususnya kera. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil yang valid sebelum dilakukan pengobatan langsung terhadap manusia.

Dalam buku Sumbangan Keilmuan Islam Pada Dunia yang ditulis oleh Prof. Dr. Ahmad Fuad Basya, disebutkan bahwa kedokteran kontemporer juga masih menganggap penting agenda uji coba dan riset terhadap hewan sebelum dilakukan terhadap manusia, meskipun terkadang kondisinya bisa berbeda.

Ar-Razi juga melakukan uji coba sebagaimana yang dikenal di masa sekarang sebagai The Control Experiment (percobaan terkontrol). Ar-Razi melakukan uji coba pengobatan terhadap setengah pasien dan meninggalkan setengah yang lain dibiarkan dengan sengaja tanpa pengobatan kemudian dibandingkan pengaruhnya antara dua kelompok tersebut.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist