Aulanews.id – Ibnu Sina dan Ar Razi menjadi tokoh cendekiawan muslim yang terkenal karena ilmunya di bidang kesehatan. Keduanya memiliki peran besar dalam ilmu kesehatan, bahkan beberapa teorinya masih diaplikasikan hingga saat ini.
Banyak cendekiawan muslim lahir dan menyumbangkan buah pikirnya di masa kejayaan ilmu pengetahuan Islam. Hal ini tentu dilatarbelakangi oleh sistem pemerintahan yang mendukung terbukanya akses ilmu pengetahuan.
Begitu banyak peran ilmuwan atau cendekiawan muslim yang memengaruhi penemuan di masa kini. Mereka menelurkan banyak pengetahuan baru dalam berbagai bidang keilmuan, salah satu yang paling besar dampaknya adalah bidang kesehatan.
Islam Sebagai Kiblat Peradaban
Sejarah peradaban Islam abad pertengahan menunjukkan pada manusia di masa kini bagaimana para khalifah Islam memberikan apresiasi yang tinggi terhadap ‘ulum al-awail (ilmu-ilmu kuno). Sejak abad ke-8 Masehi, khalifah Harun Ar-Rasyid telah menarik para cendekiawan pandai dan ahli bahasa dari segala bangsa dan agama ke istananya.
Mengutip buku Islam yang Mencerahkan dan Mencerdaskan oleh Husein Muhammad, para cendekiawan ini kemudian diberi tugas untuk menerjemahkan buku-buku ‘ulum al-awail ke bahasa Arab. Penggantinya, Al-Ma’mun, bahkan mendirikan sekolah penerjemah dan perpustakaan terbesar ketika itu, “Bait al-Hikmah” yang berisi sejuta buku.
Salah seorang penerjemah ternama ialah Hunain bin Ishaq, seorang Kristen. Dialah yang kemudian menerjemahkan karya-karya kedokteran, matematika, astronomi, fisika, di samping juga karya-karya filsafat dan politik para sarjana Yunani. Sementara, Al-Fazari menerjemahkan buku astronomi India, yakni Shidanta karangan Brahmagupta.