Aulanews.id – Dalam pernyataan resmi Kepresidenan Turki Erdogan menyampaikan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk segera gencatan senjata menyusul serangan yang masih berlangsung di Ukraina. Hal tersebut disampaikan melalui panggilan telepon dengan Putin pada Minggu (27/3)
“Erdogan mencatat pentingnya gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina, implementasi perdamaian dan perkembangan kondisi kemanusian di wilayah itu,” tulis pernyataan tersebut dikutip Reuters, Senin (28/3).
Selain itu, pemerintah Turki juga setuju negosiasi antara Rusia dan Ukraina berlangsung di negara mereka. Pertemuan itu akan dimulai pada 28 Maret hingga 30 Maret 2022.
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, mengatakan Ankara menyadari kepercayaan dan tanggung jawab terkait rencana pertemuan Ukraina-Rusia di Turki.
“Kami berharap pertemuan itu akan menghasilkan gencatan senjata permanen dan menuju perdamaian,” kata Cavusoglu saat berbicara lewat telepon dengan Menlu Rusia, Sergei Lavrov.
Negosiasi antara kedua negara ini tercatat sudah beberapa kali putaran. Namun pertemuan itu tak menuai hasil signifikan. Rusia masih menggempur beberapa kota di Ukraina.
Rusia bersedia mengakhiri invasi jika Ukraina tak masuk NATO dan menjadi negara netral, demiliterisasi dan denazifikasi di wilayah timur dan mengakui Crimea bagian dari Negeri Beruang Merah.
Sejak invasi, menurut catatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) korban tewas mencapai setidaknya 1.119 warga, dan 1,790 terluka.
Sementara itu, Ukraina menyatakan pasukan Rusia terus menyerang seluruh negara itu dengan rudal pada Minggu (27/3) malam waktu setempat, sebulan setelah invasi berlangsung.
Penasihat Kepresidenan Ukraina, Mikhail Podoliak, mengatakan kota-kota seperti Luts, Kharkiv, Zhytomyr dan Rivne menjadi sasaran rudal Rusia.
“Lagi dan lagi rudal setiap hari. Mariupol di bawah ‘karpet’ pengeboman. Rusia tak lagi punya bahasa, kemanusiaan dan peradaban,” kata Podoliak di Twitter yang dikutip CNN, Senin (28/3).
Ia menegaskan, “Hanya ada rudal, bom-bom, dan upaya untuk menghapus Ukraina dari muka bumi.” Selain kota yang disebutkan Podoliak, wilayah sekitar Kyiv, Kharkiv, Lviv juga kerap mengalami serangan dari tentara Rusia.
Ukraina masih berada dalam gempuran Rusia sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan invasi pada 24 Februari lalu.
Sumber :CNNIndonesia.com