Di Eldorado do Sul, daerah pinggiran Porto Alegre, pengemudi traktor Daniel Farias mengatakan ia menghabiskan waktu berhari-hari untuk mengangkut para penyintas ke tempat yang aman, membawa seluruh keluarga dengan pemuat berodanya, termasuk hewan peliharaan.
“Saya tinggal di traktor ini bersama anak-anak saya, untuk bertahan dari bencana ini. Kami yakin bencana ini akan berlalu,” kata Farias yang kelelahan kepada Reuters. Dia bilang dia tidur sedikit dan makan lebih sedikit.
RISIKO BANJIR YANG LEBIH BESAR
Pusat bencana alam nasional Brazil memperingatkan bahwa wilayah selatan negara bagian Rio Grande do Sul berada dalam “risiko tinggi” terjadinya banjir lagi, dengan curah hujan diperkirakan akan kembali turun setelah jeda singkat.
Peramal cuaca MetSul mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa wilayah tersebut bisa menghadapi banjir yang lebih besar dengan proporsi yang serius.
Di negara tetangga Uruguay, badai dan banjir telah menutup jalan raya dan menyebabkan hampir 800 orang mengungsi dan lebih dari 3.000 orang kehilangan aliran listrik, kata pemerintah.
Di Brasil, banyak penduduk di dan sekitar Porto Alegre, kota berpenduduk 1,3 juta jiwa, hidup dalam kegelapan setelah perusahaan listrik memutus aliran listrik karena alasan keamanan.
Mereka menghadapi kekurangan produk, terutama air minum. Manajer supermarket mengatakan tidak ada akses bagi truk pemasok atau karyawan yang hendak berangkat kerja. Penjualan air mineral dibatasi di beberapa supermarket.
Operasi penyelamatan sukarelawan pada malam hari di Porto Alegre juga terhambat oleh penjarahan, dimana polisi memberikan keamanan dengan menggunakan perahu dan bahkan jet ski.