Kebanyakan pria positif HPV hanya terinfeksi satu genotipe, tetapi tiga pria membawa dua genotipe secara bersamaan.
Pertama, para peneliti mempelajari sampel air mani dengan serangkaian metode analisis rutin, seperti yang direkomendasikan oleh WHO. Dengan mengikuti kriteria ini, mereka tidak menemukan bukti adanya perbedaan kualitas air mani antara ketiga kelompok.
Akan tetapi, dugaan yang jelas tentang kesuburan normal pada pria yang terinfeksi HPV ini terbukti jauh dari gambaran yang lengkap. Ketika Rivero dan rekan-rekannya memeriksa sampel dengan metode yang lebih terfokus dan beresolusi tinggi, mereka terkejut menemukan bahwa pria HR-HPV positif memiliki jumlah sel darah putih (leukosit) CD45+ yang jauh lebih rendah dalam air mani mereka. Mereka juga menemukan bukti bahwa sperma pria HR-HPV positif mungkin sering mengalami kerusakan akibat stres oksidatif , dilihat dari peningkatan produksi spesies oksigen reaktif (ROS).
Meskipun kadar ROS yang rendah merupakan hasil dari fungsi sperma normal, kadar yang tinggi dapat menyebabkan pecahnya membran sel, kerusakan DNA, dan kematian sel yang tidak terkendali dan tidak terprogram. Bahkan, para peneliti menunjukkan bahwa pria yang positif HR-HPV memiliki persentase sperma mati yang lebih tinggi.
Mengajukan pertanyaan penting
“Kami menyimpulkan bahwa pria yang terinfeksi HR-HPV, tetapi tidak terinfeksi LR-HPV, menunjukkan peningkatan kematian sperma akibat stres oksidatif dan melemahnya respons imun lokal di saluran urogenital,” kata Rivero. “Hasil ini menunjukkan bahwa pria positif HR-HPV dapat mengalami gangguan kesuburan.” dilansir dari medicalxpress.com pada hari Jumat (23/8/2024).
Para peneliti menjelaskan jumlah sel imun yang lebih rendah yang diamati dalam air mani pria HR-HPV positif dari kemampuan HPV yang diketahui untuk menghindari respons imun. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya pergerakan leukosit ke lokasi infeksi HPV dan terganggunya kemampuan mereka untuk membersihkan infeksi ini.
Studi ini menimbulkan pertanyaan penting tentang bagaimana HR-HPV memengaruhi kualitas DNA sperma dan implikasinya terhadap reproduksi dan kesehatan keturunan. Penting untuk memahami mekanisme biologis yang mendasari efek ini. Dan, mengingat bahwa infeksi menular seksual cukup umum, peneliti berencana untuk meneliti apakah infeksi HPV bersamaan dengan IMS lain memengaruhi hasil ini.