Hizbullah membalas dengan roket saat menyatakan ‘pertempuran terbuka’ dengan Israel

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada acara “This Week” di ABC bahwa AS telah “terlibat dalam diplomasi yang luas dan cukup tegas.” Ia menambahkan: “Kami ingin memastikan bahwa kami dapat terus melakukan segala yang kami bisa untuk mencoba mencegah hal ini menjadi perang habis-habisan dengan Hizbullah di seberang perbatasan Lebanon.”

Israel mengatakan berhasil menggagalkan serangan Hizbullah yang lebih besar

Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang sekitar 400 lokasi militan, termasuk peluncur roket, di seluruh Lebanon selatan dalam 24 jam terakhir, menggagalkan serangan yang lebih besar.

“Ratusan ribu warga sipil menjadi sasaran tembakan di sebagian besar wilayah Israel utara,” kata juru bicara militer Israel Letkol. Nadav Shoshani. “Hari ini kami melihat tembakan yang lebih dalam di Israel daripada sebelumnya.”

Baca Juga:  Gaza 'terbelah dua' saat warga sipil dan pekerja kemanusiaan menata kembali kehidupan dan upaya bantuan

Militer juga mengatakan pihaknya mencegat sejumlah perangkat udara yang ditembakkan dari arah Irak, setelah kelompok militan yang didukung Iran di sana mengklaim telah melancarkan serangan pesawat tak berawak terhadap Israel.

Sekolah ditiadakan di seluruh Israel utara, dan Kementerian Kesehatan mengatakan semua rumah sakit di utara akan memindahkan operasinya ke area terlindungi di pusat medis.

Secara terpisah, pasukan Israel menyerbu biro Al Jazeera di Tepi Barat, yang telah dilarang awal tahun ini, menuduhnya menjadi corong kelompok militan, tuduhan yang dibantah oleh penyiar pan-Arab tersebut.

Utusan PBB mengatakan kawasan ini berada di ambang bencana

Israel dan Hizbullah saling serang sejak pecahnya perang di Gaza hampir setahun lalu, ketika kelompok militan itu mulai menembakkan roket sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina dan sekutunya yang didukung Iran, Hamas. Pertempuran tingkat rendah itu telah menewaskan puluhan orang di Israel, ratusan orang di Lebanon, dan menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan.

Aulanews.id – Para peneliti dari Universitas Indiana berhasil menemukan cara untuk memprediksi fenomena “avulsi sungai,” yakni peristiwa ketika sungai secara tiba-tiba mengubah arah alirannya. Studi yang dipublikasikan di jurnal Nature ini...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist