Minggu malam, Hizbullah mengumumkan telah melakukan serangan lanjutan dengan rudal dan tembakan artileri yang menargetkan lokasi militer di Israel utara. Hingga saat ini, belum ada informasi mengenai jumlah korban atau kerusakan akibat serangan tersebut.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa negaranya akan melakukan tindakan apa pun yang diperlukan untuk memulihkan keamanan di wilayah utara. Ia mengatakan bahwa Israel tidak akan membiarkan serangan roket terhadap kota-kotanya tanpa pembalasan.
Sementara itu, militer Israel menyatakan bahwa dalam 24 jam terakhir mereka telah menyerang sekitar 400 target Hizbullah di seluruh Lebanon selatan. Israel mengklaim berhasil mencegah serangan yang lebih besar dari kelompok tersebut. Militer juga menambahkan bahwa ratusan ribu warga sipil di wilayah Israel utara kini berada dalam ancaman tembakan roket Hizbullah yang semakin dalam menargetkan wilayah Israel.
Di tengah ketegangan ini, utusan PBB memperingatkan bahwa kawasan tersebut kini berada di ambang bencana besar, dan menegaskan bahwa tidak ada solusi militer yang bisa membawa keamanan bagi kedua belah pihak.
Pertempuran antara Israel dan Hizbullah semakin meningkat sejak pecahnya perang di Gaza hampir setahun yang lalu. Awalnya, Hizbullah mulai menembakkan roket sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina dan Hamas, yang juga didukung oleh Iran. Namun, beberapa pekan terakhir, Israel mengalihkan fokus serangan mereka dari Gaza ke Lebanon. Hizbullah mengatakan bahwa serangan mereka hanya akan berhenti jika perang di Gaza berakhir.
Konflik di Gaza sendiri dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas melancarkan serangan besar-besaran ke Israel, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera ratusan warga Israel. Hingga saat ini, lebih dari 41.000 warga Palestina dilaporkan tewas akibat konflik di Gaza.