Di Washington, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan, pihaknya mengetahui pidato Nasrallah tetapi tidak akan terlibat dalam “perang kata-kata”. Hizbullah dan aktor-aktor negara dan non-negara lainnya tidak boleh mencoba mengambil keuntungan dari konflik antara Israel dan Hamas.
Pernyataan Nasrallah bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken ke Israel, yang merupakan kunjungan keduanya ke wilayah tersebut dalam waktu kurang dari sebulan untuk menunjukkan dukungan bagi sekutu dekatnya Israel dalam konfrontasinya dengan Hamas.
Israel telah berjanji untuk memusnahkan Hamas, yang menguasai Gaza, sebagai pembalasan atas serangan 7 Oktober di mana kelompok militan tersebut menewaskan 1.400 orang dan menyandera lebih dari 240 orang.
Israel telah menyerang Gaza dari udara, melakukan pengepungan dan melancarkan serangan darat, sehingga menimbulkan kekhawatiran global terhadap kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut, dengan kelangkaan makanan, layanan medis yang runtuh, dan jumlah korban sipil yang tewas telah melampaui 9.000 orang.
Blinken mengatakan kepada wartawan setelah bertemu dengan para pemimpin Israel, AS bertekad bahwa tidak akan ada pihak kedua atau ketiga dalam konflik tersebut. Dia juga mengimbau Israel untuk mengambil langkah-langkah untuk melindungi warga sipil di Gaza.
Militer Israel mengatakan, pasukannya memerangi militan Hamas dalam pertempuran jarak dekat di jalan-jalan yang hancur setelah mengepung Kota Gaza dalam upaya mereka untuk memusnahkan kelompok Islam yang menguasai wilayah kecil dan padat penduduk tersebut.
Washington telah menolak seruan dari negara-negara Arab dan beberapa negara lain untuk melakukan gencatan senjata penuh dalam perang tersebut, namun menginginkan jeda yang lebih bersifat sementara dan bersifat lokal dalam pertempuran agar bantuan dapat masuk dan para sandera yang disandera oleh Hamas dapat meninggalkan negara tersebut.