“Kejadian tersebut meninggalkan trauma bagi korban hingga sempat mengalami depresi berat,” bunyi laporan Tim Investigasi LAMRI Surabaya pada salah satu korban.
Atas kejadian Ini, LAMRI Surabaya pun menuntut AS untuk meminta maaf secara terbuka, dan menanggung biaya pemulihan psikologis para korban.
“LAMRI berdiri bersama penyintas,” tegas mereka.
AS diketahui merupakan mahasiswa pascasarjana di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta. Sebelumnya ia merupakan lulusan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Dia juga menjadi kontributor lepas di beberapa media nasional, serta bergelut di dunia aktivisme.