Salah satu langkah revolusioner yang dilakukan Mang Ihin pada periode kedua kepengurusannya adalah mendatangkan pelatih asing asal Polandia, Marek Janota untuk membina para pemain belia secara berkesinambungan pada tahun 1980. Para pemain muda hasil “blusukan” Marek tersebut dikumpulkan untuk ditempa secara fisik, teknik dan mental dalam rentang waktu cukup cukup lama.
Kendati tidak sedikit yang menentang, terutama dari generasi pemain senior, pilar-pilar muda yang dipercaya PERSIB turun di berbagai turnamen dan kompetisi. Mereka antara lain Robby Darwis, Adjat Surdajat, Suryamin, Iwan Sunarya, Sukowiyono, Dede Iskandar, Ade Mulyono, Djafar Sidik, Ajid Hermawan dan masih banyak lagi nama-nama pemain usia belasam yang diandalkan.
Hasilnya, meski belum sampai juara, PERSIB Junior (U-19) berhasil menempati peringkat ketiga Piala Soeratin 1980 dan runner-up 1982. Para pemain muda inilah yang kemudian mengembalikan PERSIB promosi ke Divisi Utama setelah menjadi semifinalis di Kompetisi Divisi I Perserikatan 1983.
Tidak sampai di situ, sebagian pemain hasil pembinaan berkesinambungan ala Mang Ihin inilah yang mewarnai prestasi emas PERSIB dalam satu dekade kemudian, di antaranya dengan menjadi runner-up Kompetisi Perserikatan 1983 dan 1985, juara 1986, 1989/1990, 1993/1994, serta Liga Indonesia 1994/1995.
“Di era profesional, kami tidak akan pernah melupakan peran besar Mang Ihin dalam membangun nama besar dan prestasi PERSIB di masa lalu. Hatur nuhun Mang Ihin atas segala dedikasinya untuk PERSIB,” ujar Director of Operational PT PERSIB Bandung Bermartabat, Muhammad Iskandar.***