Aulanews.id – Seperti hari-hari sebelumnya, matahari masih malu-malu menyinari Kota Bandung pada Selasa, 5 Maret 2024. Ketika hampir seluruh keluarga besar PERSIB menggeliat untuk memulai aktivitas hariannya, kabar duka datang.
“Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Roji’un. Telah meninggal dunia Bapak Letjen. TNI (Purn) Solihin GP. Selasa 5 Maret 2024 Jam 03:09 WIB di RS Advent Bandung,” itulah salah satu broadcast yang beredar di grup-grup WhatsApp dan lini masa media sosial.
Bagi PERSIB, Letnan Jenderal TNI Solihin Gautama Purwanegara (1926-2024) yang akrab disapa Solihin GP atau Mang Ihin bukan sekedar mantan Gubernur Jawa Barat (1970-1975) dan tokoh masyarakat Sunda. Pria kelahiran Tasikmalaya, 21 Juli 1926 ini merupakan sosok yang sangat berjasa membesarkan nama PERSIB di era amatir. Ya, Mang Ihin adalah Ketua Umum PERSIB pada rentang 1976-1983.
Salah satu jasa besarnya yang paling dikenang adalah program pembinaan berkesinambungan, khususnya para pemain muda, yang mengembalikan PERSIB ke kompetisi kasta tertinggi sepakbola nasional dan melahirkan generasi emas Maung Bandung pada dekade 1980-an.
“Solichin Lagi”. Begitulah judul sebuah artikel di Majalah Tempo No. 46/IX 12 Januari 1980. Artikel itu mengabarkan soal terpilih kembalinya Mang Ihin sebagai Ketua Umum PERSIB setelah sempat menyatakan mengundurkan diri dan tak bersedia dipilih lagi.
Keputusan mundur Mang Ihin sebagai bentuk tanggung jawab Mang Ihin setelah PERSIB yang tengah berjuang dari “kampung ke kampung” gagal promosi ke Divisi Utama karena terhenti di babak 12 Besar Kompetisi Divisi I Perserikatan 1979/1980. Mang Ihin bersedia kembali memimpin PERSIB dengan syarat para pengurusnya bisa fokus terhadap upaya pembinaan prestasi dan organisasi PERSIB.