Aulanews.id – Tepat hari ini, 15 tahun yang lalu, tepatnya 5 November 2006, Saddam Hussein mantan Presiden Irak divonis hukuman mati.
Vonis diberikan akibat kejahatan kemanusiaan yang pernah dia lakukan, termasuk penindasan brutal sebuah kota Syiah pada era 1980-an.
Dikutip dari New York Times, pada Minggu (5/11/2006), Hussein mengacungkan jarinya ke atas saat hakim ketua dengan tegas membacakan putusannya.
“Hidup rakyat! Hidup bangsa Arab! Turun dengan mata-mata!” ucap Hussein. Dia juga berulang kali meneriakkan “Tuhan itu hebat”.
Melihat reaksi tersebut, hakim Raouf Rasheed Abdul Rahman mencoba untuk menenangkan Husein.
“Tidak ada gunanya (berteriak-teriak),” ucap Rahman pada Hussein.
Putusan hukum mati terhadap Hussein juga diajukan ke pengadilan banding dan ditinjau dalam waktu satu bulan. Proses itu pun berdasarkan hukum yang berlaku di Irak.
Vonis hukuman mati yang diberikan kepada Hussein tentu ditanggapi berbeda oleh masyarakatnya sendiri.
Sebagian besar warga Irak, hari itu merupakan hari yang ditunggu-tunggu.
Vonis mati sang mantan presiden merupakan kabar kemenangan bagi mereka yang selama puluhan tahun menderita di bawah pemerintahan tirani Hussein.
Masyarakat merayakan kemenangan ini dengan turun ke jalan hingga malam hari meskipun pembatasan jam malam diberlakukan di sejumlah wilayah, termasuk di Ibu Kota.
Mereka berteriak, menari, dan membunyikan klakson mobil sebagai tanda suka cita.
“Saya merasa bahagia. Saya rasa dia telah mendapat ganjarannya. Tidak ada rumah di Irak yang tidak mengalami kerusakan, karena Saddam Hussein,” tutur seseorang pemilik toko Syiah berusia 31 tahun.
Sebaliknya, suasana suram terasa di daerah-daerah yang mayoritasnya dihuni oleh orang Arab Sunni.
Sesaat setelahnya putusan yang diberikan pada Hussein, pertempuran pecah antara orang-orang bersenjata dan Tentara Irak di lingkungan Sunni Adhamiya di Baghdad timur laut.
Masyarakat pun juga banyak yang turun ke jalan, menembakkan senjata api ke udara, meneriakkan akan membakar tanah, dan sebagainya.
Tak lama dari waktu pembacaan vonis, yakni 30 Desember 2006, Hussein dieksekusi di tiang gantung.
Lokasi eksekusinya ada di Camp Justice.
Melansir dari The Guardian, (31/12/2006), Hussein dieksekusi oleh algojo di saat dirinya mengucapkan kalimat syahadat.
Sebelumnya, saat prosesi eksekusi, Dia juga sempat diteriaki oleh algojo yang saat itu bertugas.
Dalam rekaman di menit-menit terakhir, terdengar algojo yang meneriakkan “Pergi ke neraka!”.