Tahun lalu, penyakit ini menyumbang 62 persen dari infeksi HIV baru di Afrika sub-Sahara. Yang lebih buruk lagi, sembilan dari sepuluh infeksi baru di antara anak-anak berusia 15 hingga 19 tahun terjadi di kalangan anak perempuan, yang mencerminkan ketidaksetaraan gender yang sistemik, menurut UNICEF.
Kesenjangan ini juga terlihat jelas dalam akses terhadap pengobatan, termasuk bagi anak laki-laki dan laki-laki muda.
Walaupun 77 persen orang dewasa yang hidup dengan HIV memiliki akses terhadap terapi antiretroviral (ART), hanya 57 persen anak-anak berusia 0 hingga 14 tahun, dan 65 persen remaja berusia 15 hingga 19 tahun yang memiliki akses terhadap terapi tersebut.
“Anak-anak dan remaja belum sepenuhnya merasakan manfaat dari peningkatan akses terhadap layanan pengobatan dan pencegahan,” kata Anurita Bains, Associate Director HIV/AIDS UNICEF.
“Anak-anak yang hidup dengan HIV harus diprioritaskan dalam hal investasi sumber daya dan upaya untuk meningkatkan pengobatan bagi semua orangini termasuk perluasan teknologi pengujian yang inovatif,” tambahnya.