Aulanews.id – Pernyataan Hamas yang diumumkan pada Senin malam bahwa mereka telah menerima proposal gencatan senjata membuat orang-orang di jalanan Rafah sementara merasa gembira, karena para pengungsi Palestina di kota yang penuh sesak merasakan kilauan harapan pertama bahwa perang bisa berakhir.
Dilansir dari Independent.co.uk, Bagi keluarga sandera Israel yang ditahan di Gaza, pengumuman tersebut menimbulkan kemungkinan bahwa penantian panjang mereka akan segera berakhir — bahwa mereka mungkin segera bisa bertemu dengan orang yang mereka cintai. Tetapi kegembiraan tersebut tidak berlangsung lama.
Beberapa jam setelah pengumuman Hamas, Israel menolak proposal tersebut — yang berbeda dari yang kedua belah pihak telah dibicarakan selama beberapa hari dan mengatakan bahwa mereka mengirim tim negosiator untuk putaran pembicaraan baru.
Pada Selasa pagi, tank-tank Israel telah masuk ke Rafah, menghancurkan harapan yang sudah pupus di antara orang Israel dan Palestina tentang gencatan senjata yang segera terjadi.
Di Rafah, orang Palestina yang kecewa menghabiskan Selasa dengan mengemas barang-barang mereka dan bersiap untuk mengungsi. Keluarga sandera Israel juga marah, dan ribuan demonstran melakukan protes hingga larut malam di seluruh negara.
Di seluruh Gaza, orang Palestina telah menuntut gencatan senjata selama berbulan-bulan, berharap bahwa berhenti bertempur akan mengakhiri penderitaan.
Lebih dari 34.000 orang Palestina di Gaza telah tewas akibat tembakan Israel dan serangan udara sejak perang pecah pada tanggal 7 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola oleh Hamas. Pada hari itu, militan Hamas membunuh sekitar 1.200 orang di Israel dan menawan sekitar 250 orang.