KH Miftachul Akhyar dan KH Afifuddin Muhajir Hadiri Halaqah Fikih Peradaban di Surabaya

Aulanews.id – Di Surabaya Jawa Timur, Halaqah Fikih Peradaban yang diselenggarakan dalam rangkaian 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) digelar di Pesantren Mahasiswa An-Nur, Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (15/10/2022). Hadir dalam halaqah kali ini Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU),

KH Miftachul Akhyar mengingatkan bahwa misi utama diturunkannya Islam adalah untuk memakmurkan alam semesta. Karakter alam harus dimiliki oleh pemeluknya, terutama Nahdlatul Ulama (NU). “Cita-cita para muassis adalah bagaimana NU bisa tampil sebagai tongkat saksi atau mukjizatnya Nabi Musa Alaihissalam,” kata Pengasuh Pesantren Miftahussunah Surabaya tersebut.

Dengan demikian, karakter mendunia adalah sebagaimana esensi diutusnya manusia di atas bumi yang juga memakmurkan bumi. Dengan demikian, manusia dihadirkan ke bumi dalam rangka memakmurkan dunia. Untuk bisa sampai kepada capaian ideal tersebut, dibutuhkan kekuatan spiritual, material, fisik, serta kekuatan lain, karena memang tidak bisa sembarangan untuk dapat memakmurkan bumi. “Saya sendiri ragu dengan usia sampai saat ini apa yang telah saya lakukan untuk memakmurkan bumi,” ungkap Kiai Miftah.

Ditambahkannya, semangat memakmurkan bumi tidak dibatasi oleh teritorial. Hal tersebut lantaran Islam adalah agama alam dan NU memosisikan diri sebagai miniatur Islam, sehingga alamiahnya harus melekat. Lantaran alamiah, maka tidak seperti yang digambarkan sejumlah kalangan bahwa Islam disebarkan dengan pedang, lambangnya adalah pedang dan tulisan la ilaha illlallah dan seterusnya.
“Karena Islam sendiri adalah agama dakwah yang mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul, membina bukan menghina, menyayangi bukan menyaingi dan seterusnya,” tegasnya.

Demikian pula Rasulullah telah memberikan teladan bahwa Islam disebarkan dengan damai, termasuk peperangan yang pernah ada. “Dakwah dan muhabbah yang dibangun dalam Islam tidak dicemari dengan kepentingan kekuasaan dan ekonomi,” tegasnya.

Karena itu, Kiai Miftah sangat mengapresiasi diselenggarakannya Halaqah Fiqih Peradaban yang digelar di sejumlah pesantren di Tanah Air. Diharapkan hasil dari kajian dan diskusi yang digelar memberikan sumbangan penting sebagai kontribusi NU bagi kemakmuran alam semesta. “Sekali lagi, hasil dari halaqah ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi peradaban dunia,” pungkasnya.

Sementara itu, wakil Rais Aam PBNU, KH Afifuddin Muhajir menjelaskan bahwa hingga kini hukum Islam mengalami sejumlah dinamika dan dialektika sesuai kawasan yang ada. “Jauh sebelum Indonesia merdeka, NU telah menyelenggarakan bahtsul masail untuk menjelaskan apakah negeri ini sebagai darul harbi atau daulah islamiyah,” katanya.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist