Di samping itu, Prof Masykuri berpesan kepada seluruh pelajar di Indonesia agar tidak terpengaruh oleh kelompok transnasional yang telah masuk ke dalam negeri. Masykuri mengatakan bahwa di dalam Al-Qur’an tidak ada satu pun ayat yang menyebutkan kewajiban mendirikan negara Islam. “Bahkan dalam Piagam Madinah dijelaskan tentang cara menghargai perbedaan dalam sebuah bangsa agar orang-orang dalam bangsa itu bisa hidup damai,” tuturnya.
Sementara itu, Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) mengatakan bahwa Halaqah Fikih Peradaban sangat penting untuk digelar di tengah zaman yang semakin modern. Lebih-lebih di era informasi yang kurang beraturan, sehingga membuat bingung dalam mencari kebenaran.
Gus Kikin berharap, agenda Halaqah Fiqih Peradaban yang digelar PBNU dalam rangkaian peringatan Harlah 1 Abad NU di 250 titik pesantren se-Indonesia itu dapat menghasilkan berbagai pemikiran yang dapat dipakai sebagai landasan berpikir. “Sehingga menjadikan negara ini menjadi negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (negeri yang baik dan penuh ampunan Allah – red),” harap Gus Kikin.(Vin)