Nur menambahkan, berislam merupakan sebuah proses untuk mengubah sistem kenegaraan yang zalim agar bergerak menuju sistem yang islami. Bagi NU, negara adalah washilah untuk mewujudkan kemaslahatan yang dianjurkan Islam.
Dijelaskannya, sistem kehidupan yang dikehendaki Islam adalah menjadi anugerah bagi semesta, bukan secara eksklusif hanya bagi Muslim tetapi inklusif bagi siapa pun. Dengan demikian, musuh agama dalam konteks ini bukan Muslim dan Non-Muslim, melainkan siapa pun yang berbuat kezaliman. “Muslim berbuat zalim, berarti kezalimannya itu menjadi musuh dari Islam. Non-Muslim tidak membuat kezaliman berarti dia tidak sedang menjadi musuhnya Islam,” ungkap Doktor Tafsir jebolan Universitas Ankara, Turkiye itu.