Pada masa kemerdekaan, Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, Pendiri sekaligus Rais Akbar NU pada masa itu, mengeluarkan fatwa Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang berisi seruan kewajiban umat Muslim untuk turut serta turun ke medan perang guna mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia, agar tidak lagi jatuh ke pihak penjajah. Fatwa tersebut yang kemudian meledakkan perang semesta 10 November 1945 di Surabaya, yang menjadi benteng pertahanan eksistensi NKRI sehingga tetap tegak dan merdeka sampai hari ini.
Di masa sekarang, kiprah NU di dunia internasional terus menguat. Beberapa bulan silam, NU menginisiasi pertemuan para pemuka agama dunia dalam forum R20, yang merupakan bagian dari rangkaian G20 Summit, di mana Indonesia memegang presidensi atasnya. Pun, pada awal Agustus 2023 lalu, NU kembali menginisiasi pertemuan para pemuka agama negara-negara ASEAN. Tujuan dari inisiatif tersebut, adalah NU hendak mendorong terciptanya perdamaian dunia dan masa depan peradaban umat manusia yang lebih damai, penuh dialog, persaudaraan, dan kerjasama.
Hadir dalam majelis tersebut, di antaranya Habib Salim bin Umar bin Hafidz, Habib Jindan bin Nauval bin Salim bin Jindan, Habib Sholeh bin Muhammad al-Jufri, Habib Hasan Ismail al-Muhdlor, dan beberapa ulama dari berbagai negara.
Sementara itu, dari pihak pengurus syuriah dan tanfidziah PBNU, di antara yang hadir adalah KH Miftachul Akhyar (Rais Aam PBNU), KH Afifuddin Muhajir (Wakil Rais Aam PBNU), KH Mudatsir (Rais Syuriah), Habib Ahmad bin Edrus Al-Habsyi (A’wan), KH Zulfa Musthofa (Wakil Ketua Umum), H Saifullah Yusuf (Sekjen), Gus Gudhfan Arif (Bendahara Umum), H Umarsyah (Ketua), KH Fakhrurrozi (Ketua), dan Ahmad Ginanjar Sya’ban (Wakil Sekjen).
Turut hadir beberapa ulama Jawa Timur seperti KH. Abdurrahman Abdulloh Faqih (pengasuh PP. Langitan), KH Mas Achmad Sa’dulloh (pengasuh Sidogiri), Pengurus Majelis al-Muwasholah Pusat dan Korda Jawa Timur, serta pengurus PCNU Kota Surabaya.