Aulanews Opini Gus Ulil: Al-Ghazali dan Historis Ihya’ Halaman 3

Gus Ulil: Al-Ghazali dan Historis Ihya’

Betapa besar pengaruh kitab Ihya’ Ulumuddin dalam dunia Islam khususnya dan dunia pemikiran umumnya, kitab yang bernuansa fikih tasawuf ini menghantarkannya menjadi terhormat dan melangit ketika sebagian penyanjungnya mencoba mensejajarkan dengan kitab suci walaupun dalam tataran pengandaian.

Di ceritakan oleh as-Syekh Abdul Qadir al-Idrus penulis at-Ta’rif Bi Al-Ihya’ dari Imam Nawawi berkata: “Kada Al-Ihya’ Yakunu Qur’anan” (Hampir saja (kitab) Ihya’ menjadi Qur’an), dan sebagian ulama memposisikan al-Ghazali sebagai sang Nabi, seperti yang di nukil oleh al-Yafi’i: “Law Kana Nabiyun Ba’dan Nabi Lakana al-Gazhali” (Jika saja ada Nabi sesudah Nabi (Muhammad), maka Nabi-nya adalah al-Ghazali)”.

Tentunya, dua sanjungan di atas meski bersumber dari ulama berbeda, tapi pada penyimpulannya terdapat perkaitan. Pertama adalah usaha pengkultusan Ihya’ Ulumuddin sebagai kitab teratas, dan yang kedua kepada pengarangannya. Namun demikian, kedua sanjungan itu tidak lebih hanyalah sebuah ekspresi penghormatan, dan tidak berlebihan jika sanjungan itu diucapkan untuk seseorang seperti al-Ghazali dan kitabnya yaitu Ihya’ Ulumuddin.

Sebuah pepatah mengatakan: “Seandainya ada agama baru, maka Nabinya adalah al-Ghazali dan kitab sucinya adalah Ihya’ Ulumuddin. Barangkali, inilah sanjungan terpuncak dari sekian banyak sanjungan untuk al-Ghazali dan kitab Ihya’-nya. Sekalipun di sanjung-sanjung, apapun predikat dan bentuk kehebatan al-Ghazali, tentu tidak akan mencapai kemaksuman seperti pada diri seorang Nabi.

Baca Juga:  Rhoma Irama Heboh Nyanyikan Lagu BTS

Dr. Zwemmeer, salah satu tokoh penting Kristen yang terkenal berpendapat, bahwa sesudah Nabi Muhammad Saw, ada dua pribadi yang amat besar jasanya menegakkan Islam. Pertama, Imam Bukhari karena pengumpulan haditsnya, dan al-Ghazali karena kitab IhyaUlumuddinnya.

Gus Ulil juga mengatakan, saking besarnya pengaruh al-Ghazali, seandainya seluruh kitab-kitab dan buku-buku yang ada di dunia ini terbakar semua, termasuk al-Qur’an dan hadits (ini hanya pengandaian saja) yang tersisa hanya kitab Ihya’ maka, kitab ini sudah cukup menjadi panduan orang Islam untuk hidup dunia akhirat.

Lebih dari itu, perhatian kepada ajaran filsafat etika (akhlak) al-Ghazali sampai sekarang masih menjadi bahan yang kaya untuk direnungkan. Pendek kata, kupasan-kupasan tentang al-Ghazali tidak akan ada habisnya menjadi bahan study, misalnya tentang tasawuf, aqidah, filsafat, hingga persoalan etika (akhlak).

Baca Juga:  Rishi Sunak Inggis Siap Bantu Ukraina

Berita Terkait

Semarak Munas IKAPMII UNISMA: Antara Ajang Rutinitas Reuni dan Memberi Warna Dinamika Korp Pergerakan.

Toleransi Beragama,Perayaan Natal dan Bulan Gus Dur

Terkini

Siaran Langsung

Sosial

Scroll to Top