Gus Fahrur: Di NU Tak Harus Mati-matian Pertahankan Jabatan!

Baik. Soal ada yang mempertanyakan pendidikan Gus Yahya yang tak bergelar tinggi secara akademik?
Oh, kepintaran orang itu tidak boleh diukur oleh gelar. orang tidak harus dipintarkan di sekolah, pendidikan ini adalah sekolah kita. Anda lihat Susi (Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI) tamatan SMP yang luar biasa.

Jadi saya tidak setuju kalau kepintaran orang itu dibatasi oleh sekolahnya. Sekolah itu adalah salah satu sarana, tapi dia bisa belajar dalam kehidupan ini, dalam karya-karya dia. Banyak orang-orang hebat yang tidak lahir dari sekolah. Jadi sekolah itu bukan segala-galanya, orang-orang hebat itu tidak sekolah tinggi-tinggi.

Kalau mau jadi rektor ya itu memang harus profesor. Ini pemimpin NU, bukan pemimpin perguruan tinggi, nanti ada ketua bidang perguruan tinggi, gitu lho.

Apakah untuk jadi bupati juga harus dokter, kan enggak usah toh. Tinggal dicarikan dokter untuk kepala rumah sakit. Masak mau bilang wah ini banyak rumah sakit bupatinya bukan dokter, kan ndak perlu toh. Apakah Jokowi (yang tidak bergelar dokter) tidak layak jadi presiden, karena Indonesia ini punya ribuan rumah sakit. Itu logikanya, ini soal kepemimpinan.

Jadi kalau urusan akademik, Gus Yahya tinggal panggil para doktor dan profesor di NU ya..
Tinggal panggil staf ahli, para profesor sesuai bidangnya. Jokowi tidak harus menjadi dokter, pilot, ada yang ngurusi kapal dan lainnya. Dia bukan manusia ajaib, tapi dia menjadi komposer dari semua itu.

dilansir dari barometerjatim.com

Menurut Rosan, hilirisasi adalah kunci pertumbuhan investasi karena dapat meningkatkan nilai tambah dan penciptaan lapangan kerja. Sepanjang Triwulan III Tahun 2024, Kementerian Investasi/BKPM mencatat realisasi investasi sebesar Rp431,48 triliun atau...

E-Harian AULA

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist