Guru SMA Al Fatimah Lolos jadi Fasilitator Calon Guru Penggerak di Raja Ampat

“Mereka membutuhkan perjalanan kurang lebih satu minggu untuk sampai di lokasi pelatihan PGP, hal itu dikarenakan kegiatan dilaksanakan di SMK Negeri 2 Raja Ampat dan SMP Negeri 14 Raja Ampat”, ucapnya.

Lebih lanjut dikatakannya, untuk menjangkau lokasi pelatihan ini, bagi kami seorang fasilitator, kami harus melewati hutan yang sangat panjang dan jaraknya sangat jauh, karena lokasi SMK Negeri 2 Raja Ampat ini terletak di tengah hutan yang mana sama sekali tidak ada sinyal, meskipun sudah menggunakan kartu telkomsel, tetap saja tidak bisa digunakan.

Diungkapkan oleh Ustadzah Ulya bahwa pertemuan tatap muka yang pertama dari tanggal 1 Agustus hingga 9 Agustus 2024, setiap kegiatan pelatihan ini mulai pukul 07.00 sampai 17.00.

“Pada pertemuan ini kegiatan yang dilakukan adalah menggali banyak hal mengenai filosofi dasar pendidikan ki hajar dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, dan disiplin positif. Setelah mengikuti PGP pada PTM 1 ini, Calon Guru Penggerak mulai tergerak dan sadar akan perannya sebagai pendidik sejati”, ungkapnya.

Salah satu Calon Guru Penggerak bernama Bu Florenssya Makailipessy dari SMPN 15 Raja Ampat menuturkan, selama mengikuti PGP ini, saya mulai sadar betapa pentingnya motivasi intrinsik yang harus saya tumbuhkan dalam diri saya sehingga saya bisa menjalankan peran saya sebagai pendidik yang sesungguhnya dengan sepenuh hati.

“Banyak perubahan yang sudah saya lakukan, khususnya dalam mengubah diri saya sendiri”, tutur Bu Florenssya Makailipessy.

Dijelaskan oleh Bu Florenssya Makailipessy, perjalanan panjang masih harus ditempuh oleh Calon Guru Penggerak hingga bulan desember 2024.

“Dari homestay mathing itu nantinya mereka akan saling sharing budaya, keseharian, makanan, kesopanan yang juga menjadi bagian promosi untuk kembali datang ke Indonesia,” sambungnya. Peserta Indonesia yang berpartisipasi dalam program...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist