Aulanews.id – Ustadzah Ulya panggilan akrab yang diberikan oleh para santri Sekolah Menengah Atas (SMA) Plus Al Fatimah Bojonegoro merupakan salah satu guru mata pelajaran matematika berhasil lolos dalam seleksi calon fasilitator daerah khusus angkatan ke 20.
Ustadzah Ulya adalah salah satu dari dua guru yang lolos dari Kabupaten Bojonegoro dan mendapatkan tugas penempatan untuk mendampingi Calon Guru Penggerak dalam melakukan pendidikan Guru Penggerak di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Dari 4.068 pendaftar hanya diambil 159 orang yang lolos hingga tahap akhir setelah melakukan berbagai tahap seleksi. Seleksi tes tulis membuat essay, wawancara, hingga dalam proses pembekalan yang dilakukan secara luring juga masih ada penjaringan.
Kegiatan Guru Penggerak Daerah Khusus ini merupakan salah satu kegiatan pengaplikasian nilai pancasila yang kelima, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Menunjukkan kepedulian terhadap pendidikan yang ada di wilayah Papua, khususnya daerah khusus Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Ustadzah Ulya mengatakan, meskipun memiliki jaringan internet yang dibawah 2 mbs tapi kami yakin potensi yang ada di wilayah tersebut jauh lebih besar dari apa yang kita pikirkan.
“Di Kabupaten Raja Ampat ini terdapat 28 orang Calon Guru Penggerak yang telah lolos dalam tahap seleksi dan mengikuti PGP ini”, kata Ustadzah Ulya.
Menurutnya bahwa tidak hanya dari Kecamatan Waisai saja, namun guru dari pulau di luar Waisai juga sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini demi menciptakan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, salah satunya yaitu guru dari Warimak dan Misool.
“Mereka membutuhkan perjalanan kurang lebih satu minggu untuk sampai di lokasi pelatihan PGP, hal itu dikarenakan kegiatan dilaksanakan di SMK Negeri 2 Raja Ampat dan SMP Negeri 14 Raja Ampat”, ucapnya.
Lebih lanjut dikatakannya, untuk menjangkau lokasi pelatihan ini, bagi kami seorang fasilitator, kami harus melewati hutan yang sangat panjang dan jaraknya sangat jauh, karena lokasi SMK Negeri 2 Raja Ampat ini terletak di tengah hutan yang mana sama sekali tidak ada sinyal, meskipun sudah menggunakan kartu telkomsel, tetap saja tidak bisa digunakan.
Diungkapkan oleh Ustadzah Ulya bahwa pertemuan tatap muka yang pertama dari tanggal 1 Agustus hingga 9 Agustus 2024, setiap kegiatan pelatihan ini mulai pukul 07.00 sampai 17.00.
“Pada pertemuan ini kegiatan yang dilakukan adalah menggali banyak hal mengenai filosofi dasar pendidikan ki hajar dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, dan disiplin positif. Setelah mengikuti PGP pada PTM 1 ini, Calon Guru Penggerak mulai tergerak dan sadar akan perannya sebagai pendidik sejati”, ungkapnya.