Aulanews.id – Dampak dari letusan dahsyat Gunung Rinjani Tua berakibat signifikan terhadap keberlangsungan hidup penduduk di Dunia.
Tercatat dalam tarikh-tarikh Eropa, bahwa keadaan cuaca yang tidak lazim ditemukan pada 1258. Seperti yang ditemukan dalam laporan dari Prancis dan Inggris pada tahun 1258. Tercatat sebuah fenomena serupa awan yang tak kunjung hilang, yang terindikasi sebagai kabut kering yang menyelimuti kawasan tersebut.
Tarikh-tarikh abad Pertengahan juga menyebut bahwa, pada tahun 1258, musim panasnya dingin dan berhujan, sehingga menyebabkan banjir dan gagal panen. Karena dengan suhu dingin antara Februari hingga Juni. Sedangkan suhu beku terjadi pada musim panas tahun 1259 menurut tarikh-tarikh Rusia.
Bahkan, di wilayah Eropa dan Timur Tengah juga terjadi perubahan pada warna atmosfer, badai, suhu dingin, dan cuaca buruk dilaporkan terjadi pada tahun 1258–1259. Hal ini semakin diperparah dengan tentang permasalahan pertanian yang juga terjadi di kawasn tersebut termasuk Afrika Utara.
Di Eropa, curah hujan berlebih, suhu dingin, dan awan yang tebal menyebabkan kerusakan pada hasil tani, sehingga menyebabkan kelaparan yang juga diikuti dengan wabah penyakit. Meskipun bencana kelaparan waktu itu tidak sampai separah Kelaparan Besar 1315–1317.
Perubahan iklim yang dipicu oleh letusan Samalas dan permulaan Zaman Es Kecil disinyalir telah menyebabkan orang-orang Polinesia bermigrasi ke arah barat daya pada abad ke-13. Pemukiman pertama di Selandia Baru muncul pada sekitar tahun 1230–1280 M.
Terdapat bukti yang menunjukkan adanya berbagai krisis antara tahun 1250 dan 1300 di Oseania, contohnya seperti yang terjadi di Pulau Paskah, yang dapat dikaitkan permulaan Zaman Es Kecil serta letusan Samalas.[40] Pada sekitar tahun 1300, banyak pemukiman di Pasifik yang berpindah tempat, yang kemungkinan terkait dengan penurunan permukaan air laut setelah pertengahan abad ke-13
Sebagian material piroklastik bahkan mencapai Pulau Sumbawa di seberang. Aliran piroklastik ini menghancurkan pemukiman-pemukiman penduduk, termasuk Pamatan, yang kala itu menjadi ibu kota sebuah kerajaan di Lombok. Karena jejak abu dari letusan ini terdeteksi hingga sejauh 340 kilometer (210 mi) di Pulau Jawa.
Gunung Rinjani menurut sejarahnya berinduk kepada Gunung Rinjani Tua atau lebih dikenal dengan Gunung Samalas. Gunung Samalas diperkirakan memiliki ketinggian mencapai setidaknya 4.200 DPL merujuk pada rekonstruksi dengan cara mengekstrapolasi kemiringan lereng gunung yang tersisa ke atas.